PROFIL SERUM IRON, TOTAL IRON BINDING CAPACITY, SATURASI TRANSFERIN, DAN SERUM FERRITIN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 YANG MENJALANI HEMODIALISIS ( DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER )
Abstract
Mayoritas pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis mengalami anemia
defisiensi besi karena beberapa sebab. Antara lain adanya asupan besi yang kurang dan
aborbsi besi yang menurun karena pada pasien PGK ambilan besi oleh sel mukosa usus
akan berkurang secara bermakna terutama pada hemodialisis. Kehilangan darah juga
merupakan faktor penyebab anemia ini, seperti sisa darah dalam dialiser dan blood tubing pada setiap akhir dialisis, seringnya melakukan pemeriksaan darah, perdarahan saluran cerna tersembunyi, dan hilangnya darah dari tempat pungsi jarum saat hemodialisis.
Pasien PGK juga bisa mengalami defisiensi besi fungsional, yaitu keadaan dimana besi
yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan untuk eritropoiesis, karena terdapat blokade
pada sistem retikulo-endotelial yang disebabkan oleh adanya infeksi atau inflamasi.
Anemia defisiensi besi ditandai dengan perubahan status besi dalam tubuh yang dapat diketahui melalui pengukuran serum iron (SI), total iron binding capacity (TIBC), saturasi transferin, dan serum ferritin. Penelitian terhadap status besi pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis tidak pernah dilakukan sebelumnya di Jember. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil serum iron, total iron binding capacity (TIBC), saturasi transferin, dan serum feritin pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan kriteria inklusi pasien PGK stadium 5 dengan hemodialisis minimal 4 kali, pria ataupun wanita, Usia 15-70 tahun, setuju dan telah melengkapi lembar informed consent, serta pasien yang menggunakan dialyzer baru (non-reuse). Sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien
sepsis dan pasien yang tidak menyetujui untuk menjadi sampel penelitian. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara totally sampling, yaitu tiap pasien yang memenuhi
kriteria penelitian. Berdasarkan criteria penelitian, didapatkan sebelas sampel penelitian. Dari sebelas sampel, diambil enam orang untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
data lima sampel yang lain diambil dari data sekunder yang tersimpan di ruang instalasi
hemodialisis RSD dr. Soebandi. Pengambilan sampel darah dilakukan setelah pasien
sampel menjalani hemodialisis (post hemodialisis), perawat ruang instalasi hemodialisis
RSD dr. Soebandi mengambil darah vena. Darah tersebut kemudian dikirim ke
laboratorium Piramida untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap parameter
besi, berupa serum iron (SI), total iron binding capacity (TIBC), dan serum ferritin. Data
sekunder yang tersimpan di ruang instalasi hemodialisis RSD dr. Soebandi menggambarkan profil serum iron dan TIBC, tanpa serum ferritin. Sedangkan untuk
mengetahui profil saturasi transferin, dilakukan penghitungan dengan rumus SI dibagi
TIBC kemudian dikalikan 100%. Data primer dan sekunder tersebut digolongkan dalam
kategori normal, menurun, atau meningkat. Kemudian dianalisis dan disajikan dalam
bentuk grafik dan dideskriptifkan dalam bentuk narasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan serum ferritin, diperoleh data bahwa sampel yang menunjukkan interpretasi iron overload adalah sampel A, J, dan K. sedangkan pasien yang menunjukkan interpretasi anemia penyakit kronik adalah sampel B dan D. Sampel C, E, dan F menunjukkan interpretasi inflamasi kronik. Hasil normal ditunjukkan oleh sampel G, H, dan I.
Profil serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan serum ferritin tersebut disimpulkan bahwa tidak ada pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember yang mengalami anemia defisiensi besi. Pasien tersebut mengalami
iron overload, anemia penyakit kronik, inflamasi kronik, dan berada dalam kondisi besi
tubuh yang normal.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]