IDENTIFIKASI DAN KEPADATAN POPULASI LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. DI LINGKUNGAN FKIP UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Nyamuk
Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa
virus dengue dan merupakan vektor utama penyebab penyakit demam berdarah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, Jember adalah kota yang
potensial untuk penyebaran penyakit DBD yang meluas baik di rumah-rumah
maupun di tempat umum seperti kampus. Waktu kegiatan belajar mengajar yang
diselenggarakan pada pagi sampai siang hari, bahkan sampai sore hari merupakan
masa aktif nyamuk
Aedes aegypti L. betina menghisap darah sehingga
memungkinkan penyebaran penyakit demam berdarah.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakter morfologi dan
ekologi larva nyamuk
Aedes aegypti L. Selain itu juga menganalisis besarnya
kepadatan populasi dan korelasi antara karakter ekologi dengan kepadatan
populasi larva nyamuk
Aedes aegypti L. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
FKIP Universitas Jember dan identifikasi jenis larva nyamuk dilakukan di
Laboratorium Biologi FKIP Universitas Jember pada bulan April 2007. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik. Sampel penelitian
diambil dari kontainer yang berisi air di lingkungan FKIP Universitas Jember.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 1 liter, dengan pengambilan secara
random. Sampel dituangkan ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml dan didiamkan
selama 5 menit, kemudian dilakukan pengukuran meliputi kepadatan larva,
volume endapan, transparansi cahaya dan warna. Pada sisa sampel 950 ml
dilakukan pengukuran yaitu pH dan suhu. Pengukuran terhadap kondisi ruang
tempat ditemukan kontainer meliputi suhu ruang, kelembaban udara dan intensitas
cahaya. Langkah tersebut diulang hingga mendapatkan lima sampel penelitian tiap
kontainer.
Berdasarkan hasil identifikasi, ciri morfologi larva nyamuk
Aedes aegypti
L. yang ditemukan di lingkungan FKIP Universitas Jember adalah pada abdomen
segmen VIII terdapat
comb yang bergerigi dengan lekukan yang dalam seperti
mahkota dengan jumlah 8 gigi yang tersusun satu baris. Selain itu juga terdapat
corong pernapasan berbentuk gemuk dan terdapat sederet sirip (pekten). Pada
segmen IX terdapat insang ekor yang berbentuk lonjong dan membraneous. Ciri
lain yang bisa diamati adalah batang antena tanpa duri-duri kecil yang menyebar,
bagian mulut tidak berubah sebagai larva yang bersifat predator dan bulu-bulu
ventral brush tidak meluas sepanjang anal segmen