Show simple item record

dc.contributor.authorKhoirul Anam
dc.date.accessioned2014-01-22T00:56:50Z
dc.date.available2014-01-22T00:56:50Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM080210103031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20311
dc.description.abstractPengaruh Hormon Progesteron terhadap Kadar Estradiol dan Histologi Ute rus Mencit (mus musculus) Betina serta Pemanfaatannya dalam Penyusunan Buku Suplemen Konsep Sistem Reproduksi di SMA; Khoirul Anam, 080210103031; 2012: 127 halaman; Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Menurut data BKKBN (2011), peserta KB baru secara nasional pada bulan September 2011 sebanyak 840.422 peserta. Apabila dilihat premix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut: 60.979 peserta Intra-Uterine Device (IUD) (7,26%), 9.185 peserta Metode Operasi Wanita (MOW) (1,09%), 1.959 peserta Metode Operasi Pria (MOP) (0,23%), 69.960 peserta Kondom (8,32%), 54.306 peserta Implant (6,46%), 406.602 peserta Suntikan (48,38%), dan 237.431 peserta Pil (28,25%). Berdasarkan data tersebut penggunaan pil KB menduduki posisi kedua setelah metode kontrasepsi suntikan, dengan kata lain metode kontrasepsi oral / pil KB banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan di masyarakat masih kurang pengetahuan masyarakat tentang gambaran secara jelas bagaimana kondisi uterus setelah melakukan program KB, sehingga diperlukan media yang relevan dan secara jelas dapat menggambarkan kondisi uterus setelah melakukan program KB. Media yang tepat untuk menggambarkan kondisi uterus setelah melakukan program KB yaitu preparat histologi yang menunjukkan adanya pengaruh hormon terhadap organ tersebut. Hormon yang terdapat dalm pil KB salah satunya adalah progesteron. Hormon progesteron mempunyai efek kontraseptif yang baik jika diinduksikan ke dalam tubuh dengan dosis tertentu dan dalam waktu yang lama. Progesteron akan mencegah terjadinya ovulasi dengan mempengaruhi pola pertumbuhan endometrium, mencegah terjadinya implantasi pada rahim dan memberikan kondisi lingkungan yang tidak baik bagi sperma di dalam tubuh wanita dengan mengentalkan lendir di dalam vagina. viii Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tebal endometrium dan kadar estradiol mencit (Mus musculus) betina setelah diinduksi dengan hormon progesteron yang terdapat dalm pil KB, untuk menguji adanya pengaruh siklus estrus terhadap kondisi histologis uterus mencit (Mus musculus) betina setelah pemberian hormon progesteron dalam pil KB dan untuk mengetahui dapat tidaknya hasil dari penelitian “Pemberian Hormon Progesteron terhadap Kadar Estradiol dan Histologi Uterus Mencit (Mus musculus)” dijadikan sebagai salah satu buku suplemen konsep sistem reproduksi di SMA. Data hasil penelitian yang telah diperoleh dianalisis dengan Uji t (independent samples t-test), Uji Anova dan Uji validasi di tiga SMA negeri diKabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi merk dagang Diane- 35 sebagai hormon progesteron sintetik yang diinduksikan ke dalam mencit betina (Mus musculus) Strain Balb-C dengan dosis 0,26 mg yang dilarutkan dalam aquades 0,5 ml secara gavage. Adapun sebagai pembanding, digunakan mencit betina (Mus musculus) Strain Balb-C yang diinduksi aquades 0,5 ml secara gavage. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan progesteron memberikan perbedaan rerata yang sangat signifikan (p = 0,000) terhadap kadar estradiol dan tebal endometrium, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan kontrol dan progesteron. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang nyata kadar estradiol antara perlakuan kontrol dan perlakuan progesteron (p = 0,084). Maka H1 yang menyatakan bahwa Progesteron berpengaruh terhadap kadar estradiol mencit tidak terbukti/ditolak. Jadi, hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan kadar estradiol antara perlakuan kontrol dengan perlakuan progesterone yang diinduksi progesterone dalam pil KB ditolak. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat nyata tebal endometrium antara perlakuan kontrol dan perlakuan progesteron (P = 0,004). Maka H1 yang menyatakan bahwa Progesteron berpengaruh terhadap kadar estradiol dan tebal endometrium mencit diterima. Jadi, hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan tebal endometrium antara ix perlakuan kontrol dengan perlakuan progesterone yang diinduksi progesterone dalam pil KB diterima. Berdasarkan hasil penelitian ketebalan endometrium antara perlakuan kontrol dengan perlakuan progesteron tiap fasenya terdapat perbedaan, dimana pada fase diestrus ketebalan endometrium perlakuan progesteron lebih tebal dari pada perlakuan kontrol (0,2400 mm>0,1733 mm), pada fase proestrus ketebalan endometrium perlakuan progesteron lebih tebal dari pada perlakuan kontrol (0,2100 mm>0,2067 mm), pada fase estrus ketebalan endometrium perlakuan progesteron lebih tebal dari pada perlakuan kontrol (0,2500 mm>0,2067 mm), pada fase metestrus ketebalan endometrium perlakuan progesteron lebih tebal dari pada perlakuan kontrol (0,2300 mm>0,2267 mm). Jadi, rerata tebal endometrium perlakuan progesterone tiap fase siklusnya lebih besar dari pada rerata tebal endometrium perlakuan kontrol tiap fase siklus estrusnya. Kesimpulannya adalah pemberian hormon progesteron yang terdapat di dalam pil KB memberikan pengaruh terhadap kondisi histologi uterus (tebal endometrium) dan kadar estradiol mencit (Mus musculus). Pemberian hormon progesteron juga mempengaruhi siklus estrus mencit (Mus musculus) yang diakibatkan oleh kondisi endometrium setelah diinduksi pil KB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210103031;
dc.subjectHORMON PROGESTERONen_US
dc.titlePENGARUH HORMON PROGESTERON TERHADAP KADAR ESTRADIOL DAN HISTOLOGI UTERUS MENCIT (Mus musculus) SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN BUKU SUPLEMEN KONSEP SISTEM REPRODUKSI DI SMAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record