APLIKASI MODEL ANTRIAN PADA PENENTUAN EFEKTIFITAS PENJADWALAN BUS DI TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER
Abstract
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai obyek yang menunggu dalam
suatu urutan atau antrian di depan fasilitas pelayanan. Salah satu tempat terjadinya
antrian adalah terminal. Dalam penelitian ini studi kasus yang dilakukan adalah pada
kendaraan bus.
Sistem penjadwalan bus sangat diperlukan, karena selain mempermudah para
penumpang untuk menentukan waktu pemberangkatan atau waktu tiba di tempat
tujuan, juga untuk menghindari terjadinya penumpukan bus yang dapat
mengakibatkan keterlambatan, tetapi di terminal Tawang Alun Jember masih sering
terjadi kemoloran waktu keberangkatan, sehingga penjadwalan yang sudah ditetapkan
tidak berjalan efektif.
Dari uraian di atas permasalahan yang dibahas adalah bagaimana aplikasi
teori antrian terhadap penentuan efektifitas penjadwalan bus di terminal Tawang Alun
Jember, dan apakah karakteristik kinerja sistem antrian dapat menentukan tingkat
keefektifan sistem penjadwalan bus. Jika dilihat dari desain fasilitas pelayanan
struktur yang digunakan adalah Multi Channel Single Phase. Model antriannya
adalah (M/M/C : SIRO/F/F). Berdasarkan analisis uji kesesuaian distribusi tingkat
kedatangan dan waktu pelayanan, diperoleh hasil bahwa
hitung < tabel,
artinya uji kesesuaian baik.
Pada hari Senin dan Minggu pukul 07.00-19.00 WIB, sistem operasional
fasilitas pelayanan bus di terminal Tawang Alun kurang efektif. Pada hari Senin ratarata
tingkat kedatangan bus sebesar 0.117 tiap menit atau 7.02 bus tiap jam dan tingkat pelayanan bus 0,10 tiap menit atau 6.06 bus tiap jam, artinya tiap satu jam bus
yang datang lebih banyak daripada bus yang berangkat. Rata-rata waktu pelayanan
tiap bus adalah 9,9 menit atau 9-10 menit dengan probabilitas semua jalur fasilitas
pelayanan sibuk sebesar 0.19, artinya antrian yang terjadi pada semua fasilitas
pelayanan pada hari Senin lebih besar dari hari yang lain, kecuali Minggu. Kondisi ini
mengakibatkan rata-rata waktu tunggu bus lebih lama yaitu 2.37% dari 720 menit
atau 17.1 menit, dan banyaknya bus yang antri adalah 0.28 tiap menit atau 16.8 bus
tiap jam.
Sedangkan pada hari Minggu rata-rata kedatangannya sebesar 0.126 bus tiap
menit atau 7.56 bus tiap jamnya, dan rata-rata tingkat pelayanannya sebesar 0.106
tiap menit atau 6.36 bus tiap jamnya, hal ini berarti bahwa bus yang datang lebih
banyak daripada bus yang berangkat. Dengan rata-rata waktu pelayanan bus 14.3
menit membuat waktu tunggu bus juga semakin lama, sehingga mengakibatkan
waktu tunggu bus pada hari Minggu tersebut menjadi 0.388 atau 23,3 menit dan
banyaknya bus yang mengantri adalah 2.94 bus tiap jam.
Untuk mengatasi ketidakefektifan tersebut ada dua alternatif yang dapat
digunakan, yaitu menambah jalur fasilitas pelayanan dan mengurangi waktu
pelayanan. Kedua alternatif tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan
tingkat pelayanan. Namun dari kedua alternatif tersebut yang paling efektif digunakan
adalah alternatif kedua yaitu pengurangan waktu pelayanan. Karena dengan
mengurangi waktu pelayanan maka waktu tunggu (antrian) bus yang berlebihan juga
akan semakin berkurang tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Dengan demikian
penjadwalan bus akan lebih efektif.