Ekstraksi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal Willd.) dan Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) dari Desa Curahnongko
Abstract
RINGKASAN
Ekstraksi, Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri
Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal Willd.) dan Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata Roxb.) dari Desa Curahnongko; Nadhirotul Hanifah,
061810301093; 2010; 56 halaman; Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman yang berguna
bagi tanaman itu sendiri maupun bagi manusia. Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa minyak atsiri memiliki aktivitas farmokologis seperti antibakteri
dan antijamur. Lengkuas dan temu kunci merupakan tanaman dari famili
Zingiberaceae yang mengandung minyak atsiri. Tanaman lengkuas dan temu kunci
banyak dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia seperti di TNMB (Taman
Nasional Meru Betiri) yang ada di wilayah Jember tepatnya di Desa Curahnongko.
Namun khasiat obat tanaman lengkuas dan temu kunci di Desa Curahnongko ini
hanya diambil dari data sekunder (data rimpang yang berasal dari daerah lain) dan
secara turun temurun. Menurut literatur, sumber sampel dan metode ekstraksi dapat
mempengaruhi kandungan senyawa kimia sehingga juga mempengaruhi aktivitasnya.
Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kandungan serta aktivitas minyak aksiri
tanaman lengkuas dan temu kunci. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kandungan serta aktivitas antibakteri dan antijamur minyak atsiri dalam rimpang
lengkuas dan temu kunci.
Dua metode ektraksi minyak atsiri yang digunakan pada penelitian ini adalah
maserasi dan distilasi uap. Kandungan senyawa minyak atsiri tersebut diidentifikasi
menggunakan alat GCMS. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antimikroba dengan
metode difusi agar.
vii
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
Hasil ekstraksi dengan metode maserasi memiliki persentase minyak atsiri
lebih besar daripada dengan metode distilasi uap. Hal ini disebabkan karena pada
metode maserasi rimpang direndam dengan pelarut campuran etanol dengan
n-heksana (1:3) selama 24 jam sehingga terjadi kontak sampel cukup lama sedangkan
metode distilasi uap menggunakan uap panas untuk mengeluarkan minyak atsiri dari
sel selama 5 jam.
Hasil identifikasi kandungan minyak atsiri lengkuas menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara kedua metode. Akan tetapi hasil identifikasi
kandungan minyak atsiri temu kunci menunjukkan kemiripan antara dua metode
ekstraksi yang digunakan. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dijumpai
beberapa senyawa kandungan minyak atsiri lengkuas yang sama seperti 1,8-sineol
akan tetapi dengan persen kelimpahan yang berbeda. Kandungan minyak atsiri temu
kunci yang sama dengan penelitian sebelumnya seperti kamfor, 1,8-sineol dan
metil sinamat juga diperoleh (dengan persen kelimpahan yang berbeda).
Hasil uji aktivitas antibakteri dan antijamur minyak atsiri lengkuas dari kedua
metode ekstraksi menunjukkan adanya perbedaan. Minyak atsiri lengkuas hasil
maserasi aktif pada bakteri S. aureus dan B. subtilis serta jamur C. albican.
Sementara minyak atsiri lengkuas hasil distilasi uap hanya aktiv terhadap S. aureus.
Minyak atsiri temu kunci dengan metode maserasi aktif pada bakteri E. coli,
S. aureus dan B. subtilis sedankan dengan metode distilasi uap aktiv terhadap
mikroba yang diujikan (bakteri E. coli, S. aureus, B. subtilis, S. tiphy dan jamur
C. albican).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan metode dapat
menyebabkan perbedaan kandungan senyawa minyak atsiri yang diperoleh dan juga
akan mempengaruhi aktivitas minyak atsiri terhadap bakteri E. coli, S. aureus,
B. subtilis, S. tiphy dan jamur C. albican.