• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    ONSTRUKSI IDENTITAS KORBAN DAN PELAKU PEMERKOSAAN DI MEDIA ONLINE DETIK.COM

    Thumbnail
    View/Open
    Dendi Anugerah -060910302230_1.pdf (71.56Kb)
    Date
    2013-11-30
    Author
    Elen Nur Aprilia
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pemerkosaan merupakan kasus kekerasan terhadap perempuan yang seringkali terjadi, baik baik dilakukan oleh anggota keluarga maupun di luar anggota kelluarga. Media online Detik.com memiliki peran penting dalam pemberitaan, Media online Detik.com dinilai memiliki kekuatan, untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat. Apa yang disampaikan oleh media online Detik.com dalam pemberitaannya akan mempengaruhi pola pikir dan pendapat masyarakat dalam menilai kasus pemerkosaan tersebut. Konstruksi identitas yang dilakukan media online Detik.com terhadap korban dan pelaku pemerkosaan dalam pemberitaannya akan mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap korban dan pelaku pemerkosaan. Pada penelitian ini menggunakan analisis wacana model Fairclough hanya pada level teks atau dimensi makro saja. Hal tersebut dilakukan karena peneliti menganggap bahwa tujuan dari penelitian ini telah terpenuhi dengan melakukan analisis pada level teks saja, yaitu dengan melakukan interpretasi pada teks yang mencakup representasi, relasi dan identitas. Selain itu analisis pada level teks ini juga dilakukan atas pertimbangan peneliti mengenai keterbatasan dana dan waktu peneliti. Sejalan dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis. Berdasarkan hasil analisis terdapat dua konsep yaitu pemerkosaan oleh anggota keluarga dan pemerkosaan di luar anggota keluarga. Dalam pemerkosaan oleh anggota keluarga, dimana pelaku pemerkosaan adalah anggota dari keluarga korban sendiri. Pelaku diwacanakan oleh media online Detik.com sebagai ayah tiri yang biadab, ayah kandung yang bejat serta kakak yang berhati iblis. Konstruksi identitas yang dibangun oleh media online Detik.com terhadap pelaku pemerkosaan adalah bahwa media online Detik.com mengkonstruksi perbuatan pelaku secara rendah atau negatif. Akan tetapi, selain mengkonstruksi pelaku secara negatif media online Detik.com juga mengkonstruksi bahwa pelaku melakukan pemerkosan tersebut karena khilaf, dalam keadaan mabuk atau karena sering cekcok dengan istri. Hal tersebut menunjukkan bahwa media online Detik.com bersikap ambigu. Dalam konsep pemerkosaan di luar anggota keluarga ini konstruksi identitas yang dilakukan oleh media online Detik.com terhadap pelaku pemerkosaan adalah dimana pelaku dikonstruksi secara negatif. Akan tetapi, meskipun konstruksi identitas yang dilakukan oleh media online Detik.com terhadap pelaku pemerkosaan ini negatif, media online Detik.com juga cenderung memberikan toleransi dalam memberitakan pelaku dimana disampaikan bahwa pelaku dalam keadaan khilaf, karena baru bercerai dengan istri atau karena tidak dapat menahan hawa nafsunya. Sedangkan konstruksi identitas terhadap korban pemerkosaan oleh anggota keluarga, Meskipun tidak ada konstruksi identitas khusus yang dilakukan oleh media online Detik.com terhadap korban pemerkosaan alasan terjadinya pemerkosaan cenderung memberikan toleransi terhadap pelaku. Sedangkan dalam menjelaskan pemerkosaan di luar anggota keluarga, media online Detik.com mewacanakan korban pemerkosaan sebagai seorang pekerja di tempat karaoke, seorang perempuan cacat, perempuan yang kurang berhati-hati sehingga menjadi korban pemerkosaan. Apa yang dijelaskan oleh media online Detik.com tersebut seakan menyalahkan perempuan sebagai korban dan seakan menjadi hal yang lumrah ketika perempuan pekerja karaoke menjadi korban pemerkosaan. Perempuan sebagai korban masih ditempatkan sebagai sosok yang lemah dan kurang berhati-hati sehingga pemerkosaan itu terjadi pada mereka. Kosakata untuk merepresentasikan perempuan sebagai korban juga cenderung “kasar” seperti hanya “melayani”, “menggerayangi”, “setelah puas”, “digilir”, “berlumuran darah” dan “dalam keadaan lemah”.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1921
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5609]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository