PENGARUH PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN
Abstract
Kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan dapat diukur dengan ada
tidaknya keluhan yang masuk. Di RSD dr. Soebandi Jember masih ditemukan
adanya keluhan tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang ada di rumah
sakit. Dari sms yang masuk ke Instalasi Humas dan PKRS RSD dr. Soebandi Jember,
diperoleh keterangan bahwa 2 dari 10 sms yang masuk pada bulan Januari 2011
mengeluhkan kinerja perawat yang judes, suka membentak-bentak pasien dan tidak
merespon permintaan dari pasien maupun keluarga pasien. Ada juga pasien yang
merasa tersinggung dengan perilaku perawat yang menggunakan masker pada saat
melakukan tindakan keperawatan. Hasil survei kepuasan yang peneliti lakukan pada
11% dari seluruh pasien rawat inap kelas 3 berdasar komponen-komponen yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSD dr Soebandi
Jember bulan Januari - Februari tahun 2011, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
pasien rawat inap kelas 3 khususnya pada komponen perawat paling rendah
dibanding komponen-komponen kepuasan lainnya sebesar 25%. Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan oleh perawat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
pasien. Pelayanan oleh perawat ini, dapat dilihat dari kecepatan perawat dalam
memberikan bantuan, keramahan perawat, pemberian informasi termasuk juga
pelaksanaan komunikasi terapeutik yang meliputi fase pra-interaksi, orientasi, kerja,
dan terminasi.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan
komunikasi terpeutik perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap
kelas 3 RSD dr. Soebandi Jember. Jenis penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Sampel diambil dengan menggunakan Quota Sampling. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji analisis multivariabel
yaitu regresi logistik dengan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya karakteristik responden
yang memanfaatkan pelayanan rumah sakit di ruang rawat inap kelas 3 sebagian
besar adalah pasien dengan jenis kelamin perempuan, berusia dewasa antara umur
21-60 tahun, mempunyai tingkat pendidikan rendah dan bermata pencaharian sebagai
petani. pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada fase orientasi dengan
persentase 61,90% adalah cukup, pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada
fase kerja dengan persentase 61,90% adalah kurang, dan pelaksanaan komunikasi
terapeutik perawat pada fase terminasi dengan persentase 62,90% adalah cukup.
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat di
ruang rawat inap kelas 3 RSD dr Soebandi Jember sebesar 60,80% adalah puas,
sebesar 33,00% adalah tidak puas dan sebesar 6,20% adalah sangat puas. Pengaruh
pelaksanaan komunikasi terapeutik tiap fasenya terhadap tingkat kepuasan pasien
dapat diketahui dengan uji statistik regresi logistik dengan
α = 0,05, maka diketahui
bahwa ada pengaruh antara pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada fase
orientasi terhadap tingkat kepuasan pasien, ada pengaruh antara pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat pada fase kerja terhadap tingkat kepuasan pasien, ada
pengaruh antara pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada fase terminasi
terhadap tingkat kepuasan pasien, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan komunikasi terapeutik fase kerja merupakan fase yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]