• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Religiusitas Novel Bilangan Fu dan Novel Manjali dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami: Sebuah Kajian Semiotika

    Thumbnail
    View/Open
    gdlhub- (29)_1.pdf (407.8Kb)
    Date
    2014-01-20
    Author
    Niza Puspita Debiyanti
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Novel Bilangan Fu dan Novel Manjali dan Cakrabirawa merupakan serangkaian novel seri yang memiliki keterkaitan dalam membahas masalah religiusitas dan spiritualisme dalam masyarakat Jawa. Selama ini, telah terjadi penyempitan makna terhadap pengertian religiusitas dan spiritualisme, sehingga tidak jarang sebagian besar masyarakat salah mengartikannya. Apabila dikaji secara mendalam, maka kedua hal tersebut dapat memberikan pemahaman baru. Tujuan dari penelitian adalah: (1) mendeskripsikan keterjalinan unsur intrinsik yang terkandung di dalam novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa; (2) mendeskripsikan mitos masyarakat Jawa yang mengkonstruksi penceritaan dalam novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa dengan menggunakan teori Semiotika; (3) mendeskripsikan unsur-unsur religiusitas masyarakat Jawa tradisional dalam novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa; (4) mendeskripsikan adanya dialektika religiusitas masyarakat Jawa tradisional dan masyarakat Jawa modern dalam novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni dengan menggunakan pendekatan struktural dan semiotika dalam sastra. Pendekatan struktural digunakan sebagai bentuk analisis awal sebuah karya sastra, sedangkan pendekatan semiotika digunakan untuk mengungkap tanda-tanda di balik peristiwa dalam sebuah karya sastra. Sekaligus dalam rangka melakukan pemaknaan terhadap aspek-aspek religiusitas. Topik penulisan skripsi ini juga mengarah pada aspek religiusitas sebuah novel Indonesia modern. Dari analisis struktural novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa dapat diketahui bahwa tema mayor dalam Bilangan Fu adalah nilainilai religiusitas dan spiritualisme Jawa mempengaruhi paham skeptis seseorang vii yang memunculkan sebuah pemikiran baru, sedangkan tema mayor novel Manjali dan Cakrabirawa adalah rangkaian peristiwa kebudayaan yang mengilhami seseorang dalam mengkaji setiap peristiwa kehidupan secara mendalam untuk menemukan maknanya. Novel Bilangan Fu mempunyai alur campuran dan berlatarkan waktu pada akhir masa Orde Baru dan awal munculnya Orde Reformasi, sedangkan novel Manjali dan Cakrabirawa mempunyai alur maju (dengan adanya dua pencerita) dan berlatarkan waktu pada masa awal Orde Baru dan awal munculnya Orde Reformasi. Sementara untuk latar tempat, novel Bilangan Fu menceritakan daerah-daerah di sekitar Bandung (Jawa Barat) dan Yogyakarta, sedangkan novel Manjali dan Cakrabirawa menceritakan sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, yakni daerah-daerah sekitar kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Mojokerto. Kedua novel juga mempunyai keterkaitan dalam membahas tokoh-tokohnya, yakni tokoh Sandi Yuda, Parang Jati, Marja, dan Suhubudi. Tokoh-tokoh tersebut dimunculkan untuk mempertegas relasi penceritaan antara novel Bilangan Fu dan novel Manjali dan Cakrabirawa. Dengan pembahasan semiotika, dapat dipaparkan bahwa penceritaan kedua novel tersebut mengarah pada berbagai fenomena kebudayaan yang terjadi di masyarakat, terutama tentang dialektika budaya dan paham beragama. Berdasarkan hal itu, pengarang memberikan pemaparan berupa kritik terhadap modernisme, monotheisme, dan militerisme. Ketiga hal tersebut dijadikan oleh pengarang sebagai suatu penanda awal bergesernya nilai- nilai budaya dalam masyarakat. Adanya pengaruh militerisme dalam masyarakat terkadang memberikan dampak negatif bagi sebagian individu yang merasa menjadi kambing hitam, sebab sebagian besar peristiwa politik yang terjadi di dalam masyarakat merupakan hasil manipulasi dan berfungsi sebagai pelegal kekuasaan bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, upaya untuk saling mengerti dan memahami diantara anggota masyarakat sangat diperlukan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan berbagai macam problematika sosial.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17845
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2303]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository