KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL PESERTA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DENGAN BUKAN PESERTA PKH DI KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Status gizi dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh sebagai akibat
interaksi makanan yang masuk dan pengeluarannya oleh tubuh manusia yang
dinyatakan dalam indikator-indikator khusus. Pemantauan status gizi ibu hamil
dapat dilakukan dengan melihat penambahan berat badan, status KEK, dan status
anemia. Kejadian KEK dan anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah di
Indonesia karena dapat menyebabkan kematian ibu dan anak. Status gizi seseorang
dipengaruhi oleh konsumsi pangan yang merupakan suatu gambaran kebiasaan
seseorang yang dipengaruhi oleh daya beli. Daya beli sendiri dipengaruhi oleh
tingkat sosial ekonomi dimana apabila tingkat sosial ekonomi tersebut rendah
maka keluarga tersebut tergolong dalam kelurga miskin. Kemiskinan merupakan
masalah global yang berhubungan dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di
berbagai keadaan hidup. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dikoordinasikan
oleh Bappenas bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait mengembangkan
suatu program nasional yang dinamakan Program Keluarga Harapan (PKH). PKH
adalah program penanggulangan kemiskinan melalui pemberian bantuan tunai bagi
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan dengan sasaran
balita, ibu hamil/nifas, dan anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan dasar.
Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
mengenai konsumsi pangan dan status gizi ibu hamil peserta PKH dengan bukan
peserta PKH.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Genteng sebagai kecamatan PKH dan Kecamatan Cluring sebagai kecamatan bukan PKH. Populasi dalam penelitian
ini adalah 25 responden. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan
responden menggunakan kuesioner. Data juga diperoleh dari hasil pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) menggunakan pita LILA untuk mengetahui status KEK
responden, pengukuran kadar hemoglobin dengan menggunakan alat Nesco
MultiCheck tipe Nw-07 untuk mengetahui status anemia responden. Data
dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil peserta
PKH dan bukan peserta PKH pada rentang umur 20-35 tahun, ibu rumah tangga,
pendidikan tamat SD, pengetahuan sedang, jumlah anggota keluarga kecil,
pendapatan keluarga < Rp. 915.000,-, pengeluaran untuk makanan cukup, dan
tidak ada penyakit infeksi. Makanan sumber karbohidrat yang sering dimakan
adalah nasi. Makanan sumber protein yang sering dimakan adalah tahu, tempe, dan
telur. Makanan sumber lemak tidak sering dikonsumsi responden tetapi makanan
yang dalam kategori jarang dikonsumsi adalah jajanan gorengan. Makanan sumber
vitamin yang sering dikonsumsi adalah tomat, jambu biji, dan mentimun. Makanan
sumber mineral yang sering dikonsumsi adalah bayam. Tingkat konsumsi energi,
karbohidart, protein, lemak, dan Fe defisit. Tetapi dalam persebaran data tingkat
konsumsi energi, karbohidart, dan protein ibu hamil peserta PKH lebih baik
daripada bukan peserta PKH. Sebagian besar responden berstatus gizi normal.
Dinas Sosial Tenaga Kerja, dan Transmigrasi beserta Dinas Kesehatan dan
pendamping PKH diharapkan dapat memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk
meningkatkan penyediaan makanan bergizi dan memberikan pelatihan
keterampilan kepada ibu hamil peserta PKH maupun bukan peserta PKH agar ibu
hamil tersebut mempu menghasilkan uang sendiri sehingga rantai kemiskinan
dapat berkurang. Bagi ibu hamil peserta PKH maupun bukan peserta PKH
diharapkan meningkatkan konsumsi makanan bergizi dan rajin mengkonsumsi zat
besi dan asam folat dari petugas kesehatan serta lebih memperhatikan
kehamilannya dengan rutin memeriksakan ke pelayanan kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]