PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI UTAMA ANTARA ETNIS JAWA, MADURA DAN TIONGHOA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
ndonesia yang terdiri atas banyak pulau dan suku bangsa dengan sendirinya
mempunyai adat dan kebiasaan yang berbeda, yang berpengaruh pada pola makanan
maupun kebiasaan makan. Pada masyarakat, setiap kelompok mempunyai suatu pola
tersendiri dalam memperoleh, menggunakan, dan menilai makanan yang merupakan
ciri kebudayaan dari kelompok masing-masing.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui asupan zat gizi utama pada etnis
Jawa, Madura, dan Tionghoa pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kabupaten Jember dan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi utama antara
etnis Jawa, Madura, dan Tionghoa pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jember, SMA Negeri 1 Kalisat dan
SMA Katolik Satya Cendika, pada bulan Februari – April 2005. Populasi sebesar 250
siswa dan yang memenuhi kriteria sebesar 210 siswa kemudian yang menjadi sampel
berjumlah 63 siswa dengan perincian sebagai berikut 13 siswa Etnis Madura, 21
siswa Etnis Tionghoa dan 29 siswa Etnis Jawa. Metode pengambilan data yang
digunakan yaitu metode recall 2 x 24 jam, data konsumsi pangan yang diperoleh
kemudian dikonversikan menjadi bermacam-macam zat gizi. Pengukuran nilai gizi
pangan pada penelitian ini dilakukan dengan cara perhitungan kadar zat gizi dan
parameter nilai gizi pangan berdasarkan data sekunder yang telah ada yaitu RDA
(Recommended Dietary Allowance) atau nilai gizi pangan yang diukur dengan
persentase kontribusi yang dianjurkan. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji
statistik Kruskal-Wallis test dan dilanjutkan uji Mann-Whitney test untuk mengetahui
perbedaan asupan zat gizi utama. Hasil penelitian dengan menggunakan uji uji statistik Kruskal-Wallis test dan
dilanjutkan uji Mann-Whitney test dengan α = 0.05 menunjukkan bahwa hanya
variabel lemak dan vitamin A yang berbeda signifikan, dengan nilai signifikansi
lemak 0,027 dan vitamin A 0,006. Sedangkan variabel protein, hidrat arang, vitamin
B dan kalori tidak berbeda signifikan karena nilai signifikansinya 0,517, 0,089, 0,224
dan 0,082. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa nilai asupan gizi dari ketiga
etnis tersebut kurang memenuhi syarat angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Pada
konsumsi lemak yang berbeda nyata yaitu antara etnis Madura dan Tionghoa dengan
nilai signifikansi 0,022 serta antara etnis Madura dan Jawa dengan signifikansi 0,01,
sedangkan antara etnis Tionghoa dan Jawa tidak berbeda nyata karena signifikansinya
sebesar 0,99. Pada konsumsi vitamin A yang berbeda nyata yaitu antara etnis
Tionghoa dan Jawa dengan signifikansi 0,002, sedangkan antara etnis Madura dan
Tionghoa serta antara etnis Madura dan Jawa tidak berbeda nyata dengan nilai
signifikansi masing-masing 0,339 dan 0,068.
Dari perbedaan asupan zat gizi utama tersebut diatas salah satunya disebabkan
karena pada setiap kelompok masyarakat mempunyai suatu pola tersendiri dalam
memperoleh, menggunakan, dan menilai makanan yang merupakan ciri kebudayaan
dari kelompok masing-masing, disamping itu makanan merupakan perwujudan
kepribadian dari suatu kelompok atau etnis, sehingga didalamnya tergambar polapola
kebiasaan
makan
dan
macam-macam
makanan
dan
minuman.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Asupan zat gizi utama antara etnis
Jawa, Madura dan Tionghoa pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kabupaten Jember kurang memenuhi syarat angka kecukupan gizi yang dianjurkan,
terdapat perbedaan asupan zat gizi utama antara etnis Jawa, Madura dan Tionghoa
pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jember, Etnis Tionghoa
dan etnis Jawa lebih mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit cardiovascular dan
Etnis Tionghoa lebih beresiko terhadap penyakit xeroptalmia
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]