ARINGAN SOSIAL PASUKAN KUNING (Studi Deskriptif pada Pasukan Kuning di wilayah Alun – alun Kabupaten Jember )
Abstract
Latar belakang perekonomian yang rendah jaringan sosial menjadi peran
utama untuk dapat mempertahankan sumber daya yang semakin langka. Sumber daya
tersebut dapat berfungsi untuk membantu menutupi beban kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan
hidup. Fenomena yang dijelaskan bukan hanya menjadi gambaran singkat kehidupan
seorang pasukan kuning tetapi bagaimana seseorang beradaptasi dengan jaringan
sosial yang pada kenyataanya melakukan hubungan sosial dari pencerminan diri
sebagai makhluk sosial.
Dengan mengandalkan masa kerja pemenuhan sedikit terbantu atau dengan
hubungan sosial antar tetangga dapat tercipta suatu hubungan kekerabatan dan
pertemanan,bagaimana teman diluar profesi dapat membantu meringankan beban
kebutuhannya. Disisi lain gaji atau pendapatan pokok yang diberikan Pemerintah
Daerah masih tergolong rendah. Dalam sistem pendapatan besar kecilnya upah yang
didapat berdasarkan lama masa kerja yang mereka tempuh. Dari gaji yang masih
tergolong rendah dan belum bisa digunakan sebagai ukuran sejahtera, mereka sampai
saat ini masih menggeluti pekerjaanya sebagai Pasukan Kuning.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat 4 bentuk jaringan
sosial Pasukan Kuning, yaitu pertama, jaringan kekerabatan yang meliputi; jaringan
kekerabatan dalam meminjam uang, jaringan kekerbatan dengan mertua, jaringan
kekerabatan dalam mengasuh anak. Kedua, jaringan sosial dengan lingkungan sosial
atau tetangga. Ketiga, jaringan kepentingan dalam hubungan kerja sesama pasukan
kuning yang meliputi, membuat kelompok arisan dan kas bersama antar pasukan
kuning, memberi sumbangan kepada pasukan kuning yang terkena musibah. Keempat, jaringan pertemanan sebagai pihak yang bisa memberikan bantuan
pekerjaan tambahan.
Fenomena seperti itu juga terdapat pada Pasukan Kuning di wilayah Alunalun
khususnya Kabupaten Jember, di sini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan perumusan masalah yaitu: “Bagaimanakah bentuk dari jaringan
sosial pasukan kuning yang berada di wilayah Alun-alun Kabupaten Jember?”.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data
berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap 11 (sebelas) Pasukan
Kuning sebagai informan primer dan 16 (enam belas) orang sebagai informan
sekunder. Untuk memperoleh informan dalam penelitian ini digunakan snowball dan
keabsahan data dengan triangulasi serta teknik analisi data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.
Jaringan sosial dengan bentuk-bentuknya adalah memberikan celah untuk
mereka dalam mengembangkan sikap-sikap toleransi sosial. Usaha-usaha yang
mereka kerjakan pada dasarnya mencerminkan, bahwa tekanan atau kesulitan
ekonomi tidak direspon dengan sikap pasrah. Di sini hubungan kekerabatan serta
hubungan pertemanan sangat diperlukan sebagai salah satu budaya dalam proses
perubahan sosial-ekonomi yang berlangsung di wilayah perkotaan. Bagi seorang
pasukan kuning sebagai pelaku perubahan dalam jaringan sosial, hal yang dilakukan
terhadap klien mereka (baik pada tingkat individu, keluarga, kelompok, ataupun
komunitas) adalah upaya memberdayakan, mengembangkan klien dari keadaan tidak
atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang lebih
baik.