POTENSI ANTIOKSIDAN PROPOLIS DALAM MENCEGAH PENURUNAN JUMLAH SEL SPERMATOGONIUM, SPERMATOSIT PRIMER DAN SPERMATID TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIBERI STRES FISIK
Abstract
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara
teratur 2-3 kali / minggu, tanpa memakai metoda pencegahan selama 1 tahun. Lakilaki
sebagai penyebab infertilitas meningkat hingga mencapai angka lebih dari
setengah pada semua kasus infertilitas. Saat ini terbukti bahwa Reactive Oxygen
Species (ROS) memediasi kerusakan sperma yang memberikan kontribusi secara
signifikan pada 30-80% kasus. Pengaruh radikal bebas pada sel-sel spermatogenik
dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen sel yakni membran sel,
protein dan DNA. Salah satu bahan yang mempunyai kandungan antioksidan tinggi
adalah propolis. Potensi antioksidan dari propolis diduga dapat memperbaiki kodisi
infertilitas akibat radikal bebas, tetapi penelitian ilmiah yang membuktikan
mekanisme tersebut belum dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan bahwa antioksidan propolis dapat mencegah penurunan jumlah sel
spermatogonium, spermatosit primer, dan spermatid. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris dan
model rancangannya adalah posttest-only control group design. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Jember yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2008. Besar sampel pada
awal penelitian adalah 8 ekor tikus putih galur wistar tiap kelompok. Setelah diberi
perlakuan selama 30 hari pemberian perlakuan berupa stresor fisik dan pemberian
propolis pada tikus jantan. Pengamatan dilakukan terhadap jaringan testis tikus putih
jantan yang diwarnai dengan PAS. Pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok perlakuan yaitu kelompok K1, K2, P1, dan P2. Kelompok K1 merupakan
kelompok kontrol negatif, tanpa pemberian propolis. Kelompok K2 merupakan
kelompok kontrol positif, dengan pemberian propolis. Kelompok P2 merupakan
kelompok perlakuan negatif dimana tikus putih diberi stresor fisik tanpa pemberian
propolis dan kelompok P2 merupakan kelompok kontrol positif dimana tikus putih
diberi stresor fisik dengan pemberian propolis.kelompok perlakuan yaitu kelompok K1, K2, P1, dan P2. Kelompok K1 merupakan
kelompok kontrol negatif, tanpa pemberian propolis. Kelompok K2 merupakan
kelompok kontrol positif, dengan pemberian propolis. Kelompok P2 merupakan
kelompok perlakuan negatif dimana tikus putih diberi stresor fisik tanpa pemberian
propolis dan kelompok P2 merupakan kelompok kontrol positif dimana tikus putih
diberi stresor fisik dengan pemberian propolis.
Data yang didapatkan selanjutnya akan diuji dengan analisis ragam atau
analysis of variance (Anova / Uji F) dan bila terdapat signifikasi yang bermakna
diantara kelompok perlakuan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (LSD) untuk
mengetahui perbedaan pada tiap kelompok perlakuan (Dahlan, 2006).Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, pemberian propolis pada
kelompok K2 tampaknya tidak berpengaruh terhadap jumlah sel-sel spermatogenik
tikus putih. Hal ini diketahui berdasarkan adanya perbedaan yang tidak bermakna
antara kelompok K1 dengan K2 (p>0,05). Perbedaan yang bermakna rata-rata jumlah
sel-sel spermatogenik antara kelompok P1 dan K1 (p=0,000) menunjukkan bahwa
stres oksidatif berpengaruh terhadap penurunan jumlah sel-sel spermatogenik.
Pengaruh propolis dalam mencegah infertilitas ditunjukkan dengan adanya perbedaan
jumlah sel spermatogonium, spermatosit primer, dan spermatid yang bermakna antara
kelompok P2 dan P1 dengan nilai signifikasi (p)=0.000. Perbedaan jumlah sel
spermatogonium, spermatosit primer, dan spermatid yang tidak bermakna antara
kelompok P2 dan K1 menunjukkan bahwa propolis mampu mempertahankan jumlah
sel-sel spermatogenik pada tikus yang diberi stresor (P2) mendekati jumlah normal
(K1).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya stres fisik dapat
mengakibatkan penurunan jumlah rata-rata sel spermatogonium, spermatosit primer,
dan spermatid (p<0,05). Pemberian antioksidan propolis dapat mencegah penurunan
jumlah sel spermatogonium, spermatosit primer dan spermatid dengan cara
menetralisir radikal bebas yang dihasilkan akibat stres fisik (p<0,05).
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]