PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA PADA SOAL CERITA DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR SISWA KELAS VIII C SEMESTER GANJIL DI SMPN 2 JENGGAWAH TAHUN AJARAN 2012/2013
Abstract
Pelaksanaan pembelajaran matematika di depan kelas tidak cukup hanya
membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan matematika, tetapi lebih dari
itu diperlukan upaya nyata yang dilaksanakan secara intensif untuk
menumbuhkembangkan kemampuan memperoleh pengetahuan matematika,
diantaranya adalah pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang mengajarkan
kepada siswa bagaimana langkah untuk memecahakan masalah adalah pembelajaran
pemecahan masalah model Polya. Penyempurnaan dan perbaikan pembelajaran
matematika juga diiringi dengan sistem penilaian (assessment) yang baik pula. Salah
satu alternatif penilaian adalah Penilaian Autentik (Authentic Assessment) yang
menilai pengetahuan dan keterampilan siswa. Permasalahan yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran pemecahan masalah model
Polya pada soal cerita disertai Authentic assessment, bagaimana aktivitas siswa dan
ketuntasan belajar siswa sedangkan penelitian ini bertujuan untuk adalah mengetahui
penerapan pembelajaran pemecahan masalah model Polya yang disertai penerapan
Authentic Assessment, aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 2 Jenggawah tahun
ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa dengan rincian 21 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, pemberian tugas dan tes. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Juli
hingga 12 September 2012. Pelaksanaan siklus I dan II tidak jauh berbeda, persentase
ketuntasan belajar ditetapkan yakni 75%. Hal itu karena pada siklus I ketuntasan
belajar siswa secara klasikal hanya mampu mencapai 63,89% dan pada siklus II
dilakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya mampu menunjang ketuntasan belajar
siswa. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berupa hasil
observasi aktivitas siswa dan guru sedangkan data kuantitatif berupa nilai dari
penilaian portofolio (LKS, PR), tes akhir, juga data numerik dari observasi aktivitas
siswa.
Hasil yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan
aktivitas individu dan kelompok cenderung meningkat disetiap pembelajaran.
Persentase aktivitas diskusi dalam setiap pembelajaran yaitu 78,63%; 81,48%;
83,33% dan 84,25%. Persentase aktivitas prosedur pengerjaan LKS dalam setiap
pembelajaran yaitu 100% sedangkan persentase aktivitas interaksi siswa dalam setiap
pembelajaran adalah 78,63%; 82,40%; 85,85% dan 86,11%. Persentase kesigapan
kelompok selama empat kali pembelajaran yaitu 100%. Persentase pengerjaan LKS
selama empat kali pembelajaran yaitu 91,67%; 95,83%; 91,67% dan 91,67%.
Sedangkan persentase pengumpulan LKS selama empat kali pembelajaran yaitu
87,5%; 87,5; 91,67% dan 87,5%. Persentase aktivitas guru selama empat kali
pembelajaran yaitu 90,00%; 93,33%; 93,33% dan 96,67% dan persentase ketuntasan
belajar siswa secara klasikal sebesar 63,89% pada siklus I dan 77,78% pada siklus II.