STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DENGAN KASUS GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Abstract
Berdasarkan analisis Departemen Kesehatan RI 2002 diketahui bahwa
penyakit gagal ginjal menyebabkan kematian pada pasien rawat inap rumah sakit
sebesar 3,7% dari seluruh kematian, menempati urutan kedua setelah stoke sebesar
4,8% (DepKes RI, 2002). Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal
telah menurun atau bahkan menghilang dalam beberapa tahap. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui profil pasien (usia, jenis kelamin dan stadium serta
persentase tingkat kejadian penyakit), dan profil penggunaan obat yang diberikan
pada pasien rawat inap dengan kasus gagal ginjal kronik di RSD dr. Soebandi
Jember.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember pada
bulan Januari sampai Februari 2008. Penelitian dilakukan secara non-eksperimental
dengan rancangan deskriptif, dan retrospektif dengan menggunakan data rekam
medik selama 1 Januari 2009-30 Mei 2009. Sampel adalah data rekam medik pasien
rawat inap dengan diagnosa gagal ginjal kronik. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode total sampling yang berjumlah 63. Data-data kualitatif yang diperoleh
disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Berdasarkan distribusi usia
pasien diketahui pada usia 20-29 tahun sebanyak 3 pasien (4,76%), usia 30-39 tahun
sebanyak 10 pasien (15,87%), usia 40-49 tahun sebanyak 22 pasien (34,92%), usia
50-59 tahun sebanyak 17 pasien (26,98%), usia 60-69 tahun sebanyak 7 pasien
(11,11%), usia 70-79 tahun sebanyak 4 pasien (6,35%). Berdasarkan distribusi jenis
kelamin diketahui pada pasien laki-laki pada stadium 2 sebanyak 1 orang (1,59%), stadium 3 sebanyak 1 orang (1,59%), stadium 4 sebanyak 3 orang (4,76%) dan
stadium 5 sebanyak 33 orang (52,38%) sedangkan pasien perempuan pada stadium 2
sebanyak 1 orang (1,59), stadium 3 tidak ada, stadium 4 sebanyak 2 orang (3,17%),
dan stadium 5 sebanyak 22 orang (34,92%). Presentase tingkat kejadian kasus gagal
ginjal kronik di RSD dr. Soebandi Jember sebesar 1,08 %.
Pada stadium 5 penggunaan jenis antibiotik cefotaxime sebanyak 28,57% dan
ceftriaxone 38,10%. Penggunaan jenis antihipertensi yang diberikan pada pasien
GGK adalah dari golongan ACE inhibitor, ß-adrenergik bloker (penyekat beta),
antagonis/penghambat reseptor angiotensin II (ARB) dan kalsium channel bloker
(antagonis kalsium). Penggunaan jenis diuretik yang diberikan pada pasien GGK
hanya Furosemid (diuretik kuat) dan spironolakton diuretik hemat kalium. Dimana
penggunaan furosemid (diuretik kuat) lebih besar daripada penggunaan spironolakton
(diuretik hemat kalium).
Penggunaan obat pada penyakit gagal ginjal kronik memerlukan perencanaan,
pemilihan obat non nefrotoksik, pemantauan akan respon terapi yang diberikan dan
penyesuaian dosis obat yang dibutuhkan pada setiap tahapan atau stadium gagal
ginjal kronik (GGK). Oleh karena itu, perlu dilakukan kerjasama antar profesi
kesehatan (antara farmasis dan dokter) serta penderita agar diperoleh hasil yang
optimal.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]