PENGARUH PEMBERIAN PERASAN BUAH SEMU JAMBU METE (Anacardium occidentale L) TERHADAP PEMBENTUKAN KOLAGEN PASCA INSISI GINGGIVA PADA MARMUT (Cavia cobaya) JANTAN
Abstract
Penyembuhan adalah pergantian sel mati dengan sel hidup atau jaringan
fibrosa. Penyembuhan luka bedah bergantung pada kemampuan perbaikan jaringan
ikat dengan kolagen sebagai hasil utama yang memberikan kekuatan daya rentang
pada penyembuhan luka jaringan lunak. Proses penyembuhan memerlukan berbagai
faktor penunjang, salah satunya adalah nutrisi. Asam askorbat berperan penting
dalam pembentukan kolagen sebagai katalis hidroksilasi lisin dan prolin.
Pemanfaatan buah semu jambu mete selama ini masih belum maksimal padahal buah
semu jambu mete banyak mengandung asam askorbat. Kandungan asam askorbat
buah semu jambu mete adalah 200 mg dalam setiap 100 g daging buah. Penelitian ini
menggunakan hewan coba marmut (Cavia cobaya) karena marmut memiliki
kesamaan dengan manusia yaitu tidak dapat memproduksi sendiri asam askorbat.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian post only control group design. Sampel penelitian berjumlah 16 ekor
marmut (Cavia cobaya) jantan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Sampel
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol yang masing-masing berjumlah delapan ekor. Masing-masing sampel diberi
perlakuan insisi full thickness pada lipatan bukal anterior bawah. Segera setelah
dilakukan insisi, kelompok perlakuan diberi perasan buah semu jambu mete sesuai
dosis yang telah ditetapkan dan kelompok kontrol diberi aquades steril. Pemberian
perasan buah semu jambu mete dan aquades steril dilakukan selama tiga hari
berturut-turut. Hari keempat, dilakukan dekapitasi dan pembuatan preparat dari
jaringan di daerah insisi. Penghitungan kolagen dilakukan dengan gratikule dan
pembesaran mikroskop 450X
vii
Data yang dihasilkan kemudian diuji menggunakan metode statistik Man
Whitney U-test dengan α=0,05. Hasil uji menunjukkan nilai signifikan 0,009 (<0,05)
yang berarti bahwa pembentukan kolagen antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini disebabkan kelompok
perlakuan menerima vitamin C lebih banyak daripada kelompok kontrol.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]