Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT(Teams Games Tournament) dengan Pendekatan Konstruktivisme Pokok Bahasan Segiempat Kelas VII SMP Negeri 3 Bondowoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010
Abstract
Matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh
karena itu matematika perlu dikuasai oleh segenap Warga Negara Indonesia, baik
penerapannya maupun pola pikirnya. Pelaksanaan pembelajaran matematika oleh
guru pada umumnya cenderung mendominasi sehingga siswa hanya menerima materi
pelajaran secara pasif. Pengetahuan khususnya matematika, tidak dapat dipindahkan
secara langsung dari pikiran guru ke pikiran siswa. Pembelajaran yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif salah satunya adalah pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivisme yang didasarkan pada suatu anggapan bahwa anak
membangun sendiri pengetahuan diluar dirinya yang berdasarkan pada pengalaman
belajar sebelumnya sehingga siswa lebih aktif, kreatif, dan produktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami konsep materi
matematika dengan cara menemukan sendiri konsep tersebut.
Penelitian yang dilakukan pada tanggal 25 Pebruari 2010 sampai dengan 16
Maret 2010 ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan pendekatan konstruktivisme. Penentuan tempat
penelitian adalah dengan purposive sampling area atau sesuai dengan keinginan yaitu
SMP Negeri 3 Bondowoso. Responden penelitian ditentukan dengan teknik populasi,
yaitu siswa kelas VIIF (dengan materi segiempat semester genap 2009/2010). Data
vii
yang dipakai menggunakan metode dokumentasi, untuk menyempurnakan hasil dan
pembahasan menggunakan metode wawancara, dan metode tes untuk analisis data.
Hasil analisis yang pertama, yaitu untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar
pada siklus pertama dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan
konstruktivisme yang mengatakaan bahwa, pada pembelajaran siklus pertama
terdapat 10 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75, sedangakan pada analisis
yang kedua yaitu untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siklus kedua dengan
perbaikan dari siklus pertama mengatakan bahwa, pada pembelajaran siklus kedua
terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75.
. Adapun hasil wawancara antara dua orang siswa yang diambil secara acak
dan guru matematika menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
pendekatan konstruktivisme lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran
dengan ceramah dan pemberian tugas.