PENGARUH PEMBERIAN SUSU KAMBING TERHADAP PERBEDAAN WAKTU BTA (+1) MENJADI BTA (-) PENDERITA TUBERKULOSIS PARU KATEGORI 1 DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER
Abstract
Indonesia adalah penyumbang kasus tuberkulosis terbesar ke 3 di dunia. Susu
kambing mempunyai banyak kandungan gizi, diantaranya kandungan flourin, natrium
seng, vitamin A yang lebih tinggi dibanding susu sapi, dengan adanya kandungan
nutrisi tersebut dapat menyembuhkan TBC (terutama yang sedang dalam
pengobatan). Penelitian tentang pengaruh pemberian susu kambing terhadap
perubahan waktu menjadi BTA (-) pada pengobatan tahap intensif penderita
tuberculosis paru kategori 1 bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan
perubahan waktu BTA (+1) menjadi BTA (-). Rancangan penelitian “ Randomized
postest only control group design” . Sampel dari pasien tuberkulosis kategori 1 yang
menjalani rawat inap kelas mawar di rumah sakit Paru Jember, dengan batasan berat
badan 30-54 kg. Jumlah sampel 18 orang, menggunakan teknik total sampling selama
bulan Agustus-Desember 2006. Sampel dibagi dalam dua kelompok, 1-kelompok
perlakuan terdiri 9 orang diberi susu kambing 150 cc dan terapi OAT. 2-kelompok
kontrol terdiri 9 orang tidak diberi susu kambing hanya terapi OAT. Masing-masing
kelompok dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan BTA setiap hari sampai BTA (-).
Data dianalisa menggunakan uji beda (t) pada SPSS 11.0, dari hasil analisa
didapatkan perbedaan yang signifikansi 0,002 (P<0,05) antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan secara statistik.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]