PENGARUH VARIASI SUDUT PENGAPIAN PADA SISTEM INJEKSI ETANOL TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR 4 LANGKAH
Abstract
Peningkatan performa mesin dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggeser waktu pengapian lebih maju (advance). Bila waktu pembakaran dimulai
pada awal sebelum titik mati atas, tekanan hasil pembakaran akan meningkat
sehingga gaya dorong yang dihasilkan pada saat pembakaran meningkat dan
menyebabkan torsi dan daya yang dihasilkan juga meningkat sekaligus konsumsi
bahan bakar yang dihasilkan menjadi rendah. Waktu pengapian yang digeser lebih
maju mengakibatkan suhu pada ruang bakar menjadi meningkat sehingga
memungkinkan terjadinya detonasi pada mesin tersebut, untuk itu waktu pengapian
yang telah digeser menjadi lebih maju membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan
yang tinggi agar waktu pembakaran tepat pada waktunya.
Penggunaan ethanol dengan nilai oktan tinggi sebesar 108 (RON) sebagai
fluida pada sistem injeksi ethanol selain mencegah terjadinya detonasi juga akan
meningkatkan daya dan torsi serta konsumsi bahan yang rendah. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem injeksi ethanol
terhadap daya, torsi, konsumsi bahan bakar, perbandingan udara-bahan bakar,
mengetahui pergeseran waktu pengapian yang mempunyai daya terbesar pada unjuk
kerja motor bakar empat langkah. Dalam pengujian unjuk kerja motor bakar
digunakan alat motor cycle dynamometer untuk mengetahui nilai daya, torsi, dan
putaran mesin. Pengujian ini menggunakan variasi sudut pengapian 16
BTDC serta pembukaan kran 30
o
, 60
o
, dan 90
o
o
, 17
o
, dan 18
. Kemudian hasil dari pengujian
o
dibandingkan dengan kondisi standart. Pengujian unjuk kerja motor bakar dilakukan
pada gigi 1,2,3,dan 4.
Hasil yang didapat dari pengujian unjuk kerja motor bakar adalah dengan
pembukaan sudut kran 30
o
pada sistem injeksi ethanol sudah dapat meningkatkan
unjuk kerja motor bakar. Dari hasil pengujian dan analisa dalam pengujian ini torsi
rata-rata terbesar terdapat pada variasi sudut pengapian 17
o
BTDC sebesar 7,07 N.m
pada putaran mesin 6000 rpm terjadi pada penggunaan ethanol dengan sudut kran
90
o
. Peningkatan daya rata-rata terbesar terjadi pada variasi sudut pengapian 17
BTDC sebesar 7,13 HP pada putaran mesin 8000 rpm terjadi pada penggunaan
ethanol dengan sudut kran 90
o
.
Konsumsi bahan bakar rata-rata (FC) terendah terjadi pada penggunaan
injeksi ethanol dengan pengapian 17
o
BTDC yaitu sebesar 0,847 kg/jam pada
putaran mesin 9000 rpm. Perbandingan udara-bahan bakar (AFR) terbesar terjadi
pada penggunaan injeksi ethanol dengan pengapian 17
o
BTDC yaitu sebesar 15,075
pada putaran mesin 9000 rpm. Perubahan pengapian yang paling optimal berdasarkan
daya yang dihasilkan adalah variasi sudut pengapian 17
o
BTDC menggunakan injeksi
ethanol dengan pembukaan sudut kran 90
.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]