GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Thitonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)
Abstract
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional yang pada awalnya
dilakukan secara empirik oleh masyarakat tradisional, sekarang telah menjadi
salah satu alternatif pengobatan bagi masyarakat modern. Umumnya obat
tradisional digunakan untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit,
mengobati penyakit, maupun memulihkan kesehatan. Salah satu tumbuhan yang
berkhasiat sebagai obat adalah kembang bulan (Tithonia diversifolia). Penggunaan
kembang bulan sangat beragam jenisnya, ada yang digunakan sebagai pengusir
serangga atau insect repellent, antioksidan dan antibiotika, antiinflamasi,
analgesik, antimalaria. Pada penelitian diketahui bahwa secara in vivo daun
kembang bulan terbukti aktif melawan P.berghei dengan nilai IC
sebesar 114
mg/kgBB.
50
Suatu obat yang dikonsusmsi akan mengalami fase farmakokinetik yang
terdiri dari 4 proses yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Demikian pula dengan kembang bulan akan di absorbsi oleh usus, kemudian di
metabolisme di hepar. Ekskresi melalui empedu memungkinkan terjadinya
penumpukan xenobiotik pada hepar sehingga dapat menimbulkan efek
hepatotoksik. Ginjal juga merupakan organ utama yang terkena efek toksisitas jika
tubuh terpapar zat toksik. Ekskresi melalui ginjal hasil metabolisme detoksifikasi
hepar dapat mengakibatkan kerusakan tubulus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak
etanol daun kembang bulan pada dosis tertentu yang dilihat dari perubahan
histopatologi hepar dan ginjal. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah
Tikus Putih Galur Wistar jantan dan betina. Dosis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan konsentrasi 16mg/200gBB, 80mg/200gBB, dan
160mg/200gBByang merupakan tingkatan 1x, 5x, dan 10x dari dosis IC50 tikus
yaitu 79,8 mg/kgBB, serta kontrolnya menggunakan larutan Tween. Data yang
diperoleh berupa nilai skor histopatologi hepar dan ginjal, yang kemudian dicari
presentase kerusakan organ dengan cara menghitung jumlah sampel yang
mengalami kerusakan kemudian dibagi dengan total sampel pada satu kelompok
kemudian dikalikan dengan 100%.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah tidak ditemukan adanya sampel
yang mengalami perubahan histopatologi hepar pada kelompok kontrol maupun
kelompok perlakuan. Begitu pula dengan histopatologi ginjal, tidak ditemukan
adanya perubahan yang terjadi pada kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak daun kembang bulan pada dosis 16 mg/200gBB, 80
mg/200gBB, 160 mg/200gBB aman dan tidak menimbulkan perubahan gambaran
histopatologi hepar dan ginjal.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]