KARAKTERISTIK KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL SISWA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN KEJURUAN NEGERI DI JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimanakah karakteristik tingkat kemampuan penalaran formal siswa Jenjang Pendidikan Menengah dan Kejuruan
Negeri di Jember Kota ditinjau dari tingkat perkembangan kognitif Piaget dan mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan penalaran formal siswa dari ketiga jenis sekolah tersebut serta perbedaan kemampuan penalaran formal siswa eksakta dan non eksakta. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi sekolah khususnya guru matematika dalam menentukan metode pembelajaran yang digunakan.
Daerah penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah Sekolah Jenjang Menengah dan Kejuruan Negeri se-Jember Kota. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode tes dan dokumentasi. Untuk manganalisis data pada permasalahan pertama digunakan kriteria tingkat penalaran formal dan persentase, sedangkan untuk permasalahan kedua dan ketiga menggunakan rumus analisis varian satu jalan
Kruskal-Wallis dan analisis Mann-Whitney U-Test.
Hasil dari penelitian ini bahwa karakteristik tingkat kemampuan penalaran formal siswa Jenjang Pendidikan Menengah dan Kejuruan di Jember Kota adalah 22,86% tingkat konkrit, 24,86% dalam tingkat transisi, 23,14% pada tingkat awal formal, dan 29,14% pada tingkat formal. Temuan penelitian ini memunculkan dugaan bahwa untuk anak-anak di Jember tingkat operasi formal dicapai pada umur yang lebih tinggi daripada umur yang ditetapkan dalam teori Piaget. Selain itu, temuan penelitian ini menduga bahwa periodisasi teori perkembangan kognitif Piaget
menurut umur hanya berlaku secara kondisional. Ini berarti periodisasi tersebut hanya berlaku pada anak-anak yang hidup pada lingkungan tertentu. Artinya, periodisasi
perkembangan kognitif Piaget menurut umur tidak berlaku di Jember Kota. Dengan menggunakan analisis varian satu jalan Kruskal-Wallis diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan penalaran formal siswa SMAN, MAN, dan SMKN di Jember Kota. Siswa SMAN mempunyai tingkat penalaran formal lebih tinggi dibandingkan dengan siswa MAN dan siswa SMKN, sedangkan siswa SMKN mempunyai tingkat penalaran formal paling rendah. Dengan menggunakan analisis
Mann-Whitney U-Test diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan penalaran formal siswa eksakta dan non eksakta. Siswa eksakta memiliki kemampuan penalaran lebih tinggi dibandingkan siswa non eksakta.