EFEK EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
Abstract
Ginjal adalah organ yang berfungsi membersihkan tubuh dari bahan-bahan
sisa hasil pencernaan atau yang diproduksi oleh metabolisme. Ginjal bekerja dengan
cara menyaring plasma dan memisahkan zat dari filtrat dengan kecepatan yang
bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Produk sisa metabolisme yang
dibuang meliputi sebagian besar zat toksin dan zat asing, urea, kreatinin, dan asam
urat. Produk-produk sisa ini harus dibuang dari tubuh berbanding lurus dengan waktu
produksinya. Berbagai bahan seperti logam berat, pelarut organik, glikol, obatobatan,
dan
lain-lain
dapat
menyebabkan
efek
toksik
pada
ginjal
yang
mempengaruhi
fungsi
filtrasi
ginjal,
salah
satu
obat
terapeutik
yang
diduga
memiliki
efek
toksik
pada
ginjal
adalah parasetamol. Parasetamol dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
manusia yang ditandai dengan peningkatan serum kreatinin.
Parasetamol adalah obat analgetik yang juga memiliki efek antipiretik yang
sudah dikenal di publik dan digunakan juga secara luas untuk swamedikasi (
pengobatan sendiri). Parasetamol oleh sebagian orang dianggap sebagai antipiretik
yang paling aman sehingga banyak dijual bebas tanpa resep. Bebasnya penjualan
parasetamol ini yang mengakibatkan resiko penyalahgunaan semakin besar. Semakin
besar intake parasetamol, maka semakin tinggi juga metabolit toksik yang diproduksi.
Metabolit toksik tersebut adalah NAPQI. NAPQI adalah suatu radikal bebas yang
bisa merusak fungsi ginjal, dan bahkan menyebabkan gagal ginjal.
Selama ini masyarakat luas hanya memanfaatkan daging buah alpukat sebagai
bahan makanan atau bahan dasar kosmetik, padahal secara empiris daun alpukat telah
lama dipercaya bisa mengobati berbagai keluhan seperti nyeri pada saat haid, sakit
kepala dan keluhan ginjal seperti batu ginjal. Daun alpukat memiliki kandungan
saponin, alkaloida, dan flavonoid yang baik untuk ginjal. Kandungan alkaloida bisa
berfungsi sebagai detoksifikasi dan kandungan flavonoid sebagai penangkal radikal
bebas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun alpukat
sebagai pencegah kenaikan kadar kreatinin tikus wistar yang diinduksi parasetamol
dosis toksik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental laboratories.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design.
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dan sampel yang
digunakan adalah tikus Wistar, dengan jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan, berat
badan 100-200 gram, dan kondisi fisik sehat. Terdapat lima kelompok perlakuan,
yaitu kelompok K (+) yang diberikan CMC Na 1% selama 9 hari dan pada hari ke-7
diberikan parasetamol dosis 2.500 mg/KgBB; kelompok K (-) yang hanya diberikan
CMC Na 1%; kelompok P1, P2, dan P3 masing-masing diberikan ekstrak daun
alpukat dengan dosis 50, 100, dan 200 mg/kg BB selama 9 hari dan pada hari ke-7
diberikan parasetamol dosis 2.500 mg/kg BB. Masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor tikus dengan total sampel 25 tikus. Sampel darah diambil pada hari ke-9
kemudian diukur kadar kreatinin. Data kemudian dianalisis dengan Kruskal-Wallis
dilanjutkan dengan Uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki efek
pencegah kenaikan kreatinin serum pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis
toksik. Dari ketiga peringkat dosis yang diuji, dosis 100 mg/Kg BB memiliki efek
pencegah peningkatan yang paling kuat.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]