Penerapan Teori Bruner pada Pembelajaran Kubus dan Balok untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E Semester Genap SMP Negeri Sukorambi Tahun Ajaran 2010/2011”
Abstract
Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih berpusat pada
guru dan bersifat konvensional sehingga siswa cenderung pasif dan tidak antusias
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru
matematika di SMP Negeri Sukorambi menyatakan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam memahami dan menguasai pelajaran matematika yang berhubungan
dengan geometri terutama yang menyangkut bangun ruang. Akibatnya rata-rata hasil
belajar siswa masih berada di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang
ditetapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan teori Bruner, aktivitas siswa dan ketuntasan belajar siswa pada
pembelajaran dengan teori Bruner pada pokok bahasan kubus dan balok. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri Sukorambi semester
genap tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 19 siswa lakilaki
dan 17 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Model skema yang
digunakan adalah model skema penelitian Hopkins dan dilaksanakan sebanyak dua
siklus. Metode pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan teori Bruner pada
pembelajaran kubus dan balok di kelas VIII E SMP Negeri Sukorambi semester
genap tahun ajaran 2010/2011 berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini bisa dilihat
dari hasil analisis data diperoleh bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran
viii
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, aktivitas
memperhatikan penjelasan guru mencapai 75,69%, memanipulasi alat peraga
75,69%, menggambar atau analisa gambar sketsa pada LKS 70,83%, menganalisis
hasil kegiatan untuk memperoleh kesimpulan 67,36% dan bertanya mencapai
47,92%. Pada siklus II, aktivitas memperhatikan penjelasan guru sebesar 84,03%,
memanipulasi alat peraga 86,81%, menggambar atau analisa gambar sketsa pada LKS
81,25%, menganalisis hasil kegiatan untuk memperoleh kesimpulan 73,61% dan
bertanya mencapai 70,83%. Disamping itu ketuntasan belajar siswa secara klasikal
juga menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus 1
mencapai 69,44% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 91,66%. Ketuntasan
klasikal mengalami peningkatan secara signifikan meskipun masih ada siswa yang
tidak tuntas secara perorangan.