ANALISIS KEBIJAKAN KOPI ROBUSTA DALAM UPAYA MENIGKATKAN DAYA SAING DAN PENGUAT REVITALISASI PERKEBUNAN
Abstract
Kebijakan pemerintah dan daya saing dalam penguatan revitalisasi kopi
robusta merupakan arahkan kepada, bagaimana kebijakan pemerintah yang ada
sekaran-e baik di sektor hulu maupun sektor hilir. Apakah kebijakan tersebut
berdampak pada petani (budidaya), tengkulak dan industri, serta pasar domestik
,ialam kondisi kebijakan yang ada sekarang, sehingga akan diketahui kebijakan
apa ]'ang seharusnya dapat diterapkan oleh pemerintah dalam pengutan
Rer italisasi Perkebunan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari, meramalkan dan merurnuskan
da]'a saing komoditas kopi robusta sehingga diharapkan akan memperoleh
keselarasan langkah sebagai upaya mengatasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan berbagai kesenjangan, baik dari aspek produksi, pennintaan input output,
agroindustri dan kebijakan pemerintah di masa akan datang- Metode yang
digunalian antara lain; dalarn penetapan sarnpling wilayah rnenggunakan sektor
basis- dengan menggurakan analisis ekonomi base, data yang digunakan
menrpakan data sekunder dan primer, alat analisis menggunakan; Policy Analysis
l{atir (PAM), Daya Saing Tree Five, dan simulasi kebijakan. Beberapa simulasi
kebijakan dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan implikasi dan
rekomendasi kebijakan pemerintah terhadap komoditas kopi robusta agar
mempunyai daya saing di tingkat regional, nasional mallpun internasional,
.ehingga akan dikekhui solusi pellguatiul revitalisasi kopi robusta yang berdaya
saing.
Hasil penelitian di Sidomulyo, kecamatan Silo, Kabupaten Jember
diperoleli bahwa : (1). Usahatani kopi ralqtat memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif (kopi rakyat mempakan kopi robusta). (2). Kebijakan pemerintah
iii
terhadap input dan output tradable berupa pajak, subsidi, tarif bea masuk, dan
kebLiakan harga memberikan dampak positif bagi usahatani kopi rakyat. (3).
Kebijalran pemerintah yang masih memberikan dampak yang negatif terhadap
u-.ahatani kopi rakyat adalah kebijakan pemerintah terhadap input non tradable
arau t-ak1or dornestik yaitu tenaga kerja, lahan, dan modal, dimana harga privat
lang dibayarkan oleh petani kopi lebih mahal dibandingkan dengan harga
sosialnl'a. (4). Kenaikan tarif irnpor kopi sebesar l0% dan T5% dapat
rnenl'ebabkan harga kopi dornestik ikut meningkat, sehingga dampak kenaikan
urif impor kopi ini dapat rneningkatkan keturggulan kompetitif usahatani kopi
raltlat dan industri kopi, dan rneningkatkan proteksi pemerintah terhadap harga
kLrpi domestik, sehingga dapat dikatakan bahwa kenaikan tarif irnpor kopi dapat
memberikan darnpak positif terhadap output tradable usahatani kopi ra\yat dan
rndustri kopi. (5). Penurunan tarif impor kopi sebesat 5o/o dapat menyebabkan
harga kopi domestik sernakin menurun, sehingga penurunan tarif irnpor kopi
.ebesar 59', memberikan danpak negarif terhadap usahaHni kopi rakyat dan
indu:tri kopi kecil, tetapi tetap memberikan dampak positif terhadap industri kopi.
,6r. Kenaikan atau mengnatnya nilai tnkar rupiah sebesar ljYo Ca:u l5o
meryebabkan harga sosial input tradable dan outpttt lradcblt (kopii sernakin
rnenuRrn, sehingga menyebatrkan memfunnya keunggulan kornparatif usahatani
kopi rat _-rat dan industri kopi. (7), Penurunan atau rnelemahnya nilai tukar rupiah
,ebesar 57o rnenyebabkan harga sosial inptn tadable dan otttput tradable (kopi)
semalJn meningkat, sehingga menyebabkan meningkatnya keunggulan
komparatif usahatani kopi rakyat. (8). Revitalisasi perkebunan khususnya dalam
nrahatani kopi robusta dan agribisnis dapat dilakukan dengan mencari fokus
pasar, menemukan bisnis baru, merubah aturan-ahran melalui teknologi
informasi, dan implikasi qevitalisasi kelembagaan (koperasi) agribisrus. Oleh
karena itu, salah satunya pemerintah hams dapat menetapkan kebijakan tarif
impor kopi yang lebih fleksibel, yaitu tarif impor kopi dapat dinaikkan pada saat
harga kopi dunia murah dan nilai tukar rupiah mengguat, dan tarif irnpor kopi
dapat diturunkanpada saat harga kopi dunia sangat mahal dan nilai tukar rupiah
melemah, sehingga harga kopi impor dan harga kopi domestik dapat bersaing
dengan sehat, dan produksi kopi domestik tetap rnemiliki kewrggrrlan komparatif
dan keunggulan kompetiti{ sehingga revitalisasi guna mengembangkan kegiatan
agribisnis kopi robusta di wilayah penelitian terwujud.
Collections
- LRR-Ristek [9]