Patogenesitas Agens Hayati Nematoda Entomopatogen Steinernema Carpocapsae Terhadap Larva Spodoptera Litura F pada Berbagai Pupuk Organik
Abstract
Pengendalian hama yang dianggap ramah terhadap lingkungan adalah
dengan cara pengendalian hayati. Salah satu mikroorganisme yang hidup di
dalam tanah adalah Nematoda Entomopatogen (NEP) yang berperan penting
dalam menunjang kelangsungan hidup tanaman dengan melindungi tanaman dari
serangan hama di dalam tanah. NEP merupakan salah satu pengendali hayati
hama tanaman yang sangat potensial, karena secara aktif mencari serangga inang
sasaran sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang berada dalam
jaringan tanaman.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan hidup dan tingkat
serangan nematoda entomopatogen Steinernema carpocapsae yang diaplikasikan pada
berbagai pupuk organik, yang berasal dari limbah pabrik gula (blothong), limbah kota
(berasal dari pengolahan sampah di TPA pakusari), limbah kopi dan kakao.
Patogenisitas dilakukan terhadap larva S.litura instar V yang dibungkus dengan
kain kassa kemudian dipendam di dalam pupuk organik (baiting) yang telah
diinokulasi dengan Nematoda Entomopatogen (NEP).
NEP diinokulasi pada tiga jenis pupuk organik yang berasal dari limbah
pabrik, limbah kota serta limbah kopi kakao dengan konsentrasi 103, 104, 105, 106
/ 200 ml air. Data nilai mean dan standart deviasi dihitung dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari pertama larva S. litura
yang terinfeksi S. carpocapsae mengalami kematian 3 ± 0,96% pada konsentrasi
106/ 200 ml air, hari kedua 67 ± 1,26% pada setiap konsentrasi, hari ketiga 50 ±
1,73% pada setiap konsentrasi. Viabilitas NEP tertinggi terdapat pada pupuk
organik limbah kopi kakao NEP mampu bertahan hidup hingga hari ke 90 yaitu
sebanyak 2 ekor pada konsentrasi 106/ 200 ml air. Hal ini dapat dilihat dari hasil
white trap 10 ekor S. litura pada tiga macam pupuk organik, pupuk organik
limbah kopi kakao konsentrasi 106/ 200 ml air lebih banyak yaitu 35 ekor
dibandingkan dengan jumlah NEP pada pupuk organik pabrik gula (blothong)
konsentrasi 106/ 200 ml air yaitu 14 ekor dan jumlah NEP pada pupuk organik
kota konsentrasi 106/ 200 ml air yaitu 7 ekor.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]