PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN RENTANG GERAK SENDI SIKU PADA PASIEN STROKE DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER
Abstract
Stroke merupakan penyebab kematian ke-3 setelah penyakit jantung dan
kanker. Stroke adalah kehilangan fungsi otak karena adanya sumbatan,
penyempitan atau pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan berhentinya
aliran darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke otak sehingga
jaringan otak mengalami kematian atau infark serebral. Pasien stroke mengalami
kelemahan pada satu sisi anggota tubuhnya akibat penurunan tonus otot sehingga
tidak mampu menggerakkan tubuhnya (imobilisasi). Imobilisasi yang tidak
diberikan penanganan dalam waktu yang lama akan menimbulkan komplikasi,
salah satunya adalah kontraktur. Kontraktur adalah hilangnya atau menurunnya
rentang gerak sendi, baik dilakukan secara pasif maupun aktif karena keterbatasan
sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit. Kontraktur menyebabkan
terjadinya gangguan fungsional, gangguan mobilisasi, gangguan aktivitas
kehidupan sehari-hari, dan cacat yang tidak dapat disembuhkan.
Rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke yang mengalami
kontraktur berupa rehabilitasi fisik. Kegiatan rehabilitasi fisik salah satunya
adalah mobilisasi. Bentuk mobilisasi yang dapat diberikan pada pasien stroke
salah satunya adalah latihan range of motion. Latihan range of motion merupakan
bentuk latihan pergerakan yang dilakukan dengan menggerakkan semua bagian
persendian dengan rentang penuh tanpa menimbulkan rasa nyeri pada persendian.
Latihan range of motion bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan
pergerakan pada persendian, mencegah kontraktur sendi dan atropi otot,
x
mempelancar aliran darah, mencegah pembentukan trombus dan embolus,
mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot serta membantu pasien
mencapai aktivitas normal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan range of
motion terhadap peningkatan rentang gerak sendi siku pada pasien stroke.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Pre Experiment dengan jenis
rancangan One Group Pretest-Posttest yang berlokasi di Desa Andongsari
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Jumlah pasien stroke yang dijadikan
responden dalam penelitian ini sebanyak 13 orang dengan menggunakan teknik
total sampling. Alat pengambilan data pada penelitian ini menggunakan
goniometer untuk mengukur rentang gerak sendi siku. Alat uji statistik yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan range of motion terhadap
peningkatan rentang gerak sendi siku pada pasien stroke adalah uji T dependent.
Hubungan usia, jenis kelamin, serta budaya dan aktivitas terhadap peningkatan
rentang gerak sendi siku menggunakan uji korelasi Spearmen Rank dan Product
Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan rentang gerak
sendi siku sebelum dilakukan latihan range of motion, yaitu ekstensi sebesar 23o
dan fleksi sebesar 107,23o. Rata-rata kemampuan rentang gerak sendi siku setelah
latihan range of motion, yaitu ekstensi sebesar 6,69o dan fleksi sebesar 132o. Data
yang diolah melalui SPSS 16 didapatkan bahwa p-value (0,000) < α (0,05) yang
berarti Ho ditolak. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara latihan range of motion terhadap peningkatan rentang gerak
sendi siku pada pasien stroke di Desa Andongsari Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember (p value = 0,000, 95% CI) dengan rata-rata peningkatan ekstensi sebesar
16,31o dan fleksi sebesar 24,77o. Saran penelitian adalah perawat menggunakan
latihan range of motion ini sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri
dalam memberikan perawatan pada pasien stroke dengan kontraktur. Peneliti juga
berharap pasien stroke mau melakukan latihan range of motion secara rutin dan
terus menerus untuk memulihkan sendi-sendi yang mengalami kontraktur.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1564]