Mekanisme Koping Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember
Abstract
Permasalahan gizi merupakan salah satu permasalahan pada anak yang dialami
oleh setiap negara khususnya pada balita salah satunya adalah stunting. Stunting
merupakan suatu permasalahan kekurangan gizi paling kritis secara global yang
diakibatkan oleh multifaktor. Kejadian balita stunting merupakan masalah gizi kronik
yang disebabkan9oleh berbagai faktor9seperti kondisi9sosial ekonomi, gizi ibu saat
hamil, kondisi sakit pada bayi, dan kurangnya asupan gizi9pada9bayi. Peran orang tua
sangatlah penting dalam menyediakan kebutuhan anak demi tercapainya tumbuh
kembang yang baik. Strategi koping keluarga yang positif sangat diperlukan dalam hal
pemecahan suatu masalah, termasuk masalah kesehatan pada keluarga. Strategi dan
proses koping keluarga yang baik merupakan proses dan mekanisme yang vital,
melalui proses dan mekanisme tersebut maka fungsi keluarga akan menjadi9nyata.
Tanpa terlaksananya mekanisme koping keluarga yang efektif, maka fungsi keluarga
juga tidak akan dapat dicapai secara adekuat. Kejadian stunting pada balita juga erat
kaitannya dengan keberlangsungan pelaksanaan fungsi keluarga. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis hubungan mekanisme koping keluarga dengan kejadian
stunting pada balita di Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan
pengumpulan data kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectioal pada bulan
Desember sampai Januari 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified
random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 278 responden. Pengambilan data
menggunakan kuesioner FCOPES dan tinggi badan diukur dengan length board pada
x
balita dengan usia >12 s/d ≤24 bulan dan microtoise >24 s/d ≤60 bulan kemudian
dikonversikan menjadi z-score dengan alat software AnthroPlus WHO-2018. Chi square dengan signifikansi 0,05 digunakan sebagai analisis untuk menjawab tujuan
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian stunting lebih tinggi dari
tidak stunting atau normal yakni 54,7% vs 45,3%. Sementara itu, terdapat hubungan
antara mekanisme koping keluarga dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember (X2= 54,479; p-value = <0,001; OR= 0,084).
Peningkatan kejadian stunting pada balita ini dimungkinkan karena adaptasi koping
keluarga yang maladaptiv terhadap suatu masalah sehingga berdampak pada
pelaksanaan fungsi keluarga, yang mana salah satunya adalah fungsi pemeliharaan
kesehatan.
Kesimpulan dari penelitian ini, mekanisme koping keluarga berhubungan
dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Sehingga
adaptasi koping yang kurang dalam menghadapi suatu masalah mempengaruhi
kejadian stunting pada balita karena terhambat pelaksanaan fungsi keluarganya.
Melalui penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas Panti
melakukan fungsi sebagai edukator dan konselor melalui pendidikan dan promosi
kesehatan mengenai pentingnya peningkatan kesadaran gizi keluarga dan perawatan
balita yang mengalami stunting serta pembentukan suatu media konsultasi bagi seluruh
masyarakat
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1530]