Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesehatan Jiwa Remaja Di SMPN Kota Malang
Abstract
Gangguan jiwa pada anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan tahapan usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya yang
mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi. Pada masa muda dengan
perilaku gangguan dan penyalahgunaan zat, masalah hukum, agresi, menjadikan risiko
tinggi bunuh diri pada remaja. Banyaknya masalah dan perilaku menyimpang pada masa
remaja menunjukkan bahwa remaja merupakan kelompok risiko terhadap masalah
kesehatan jiwa. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan
pendekatan crossectional untuk mengetahui hubungan antara dukungan social keluarga
dengan kesehatan jiwa pada remaja di SMPN Malang. Sampel penelitian terdiri 94
responden. Teknik sampling mengunakan proportionate stratified random sampling.
Pengambilan data menggunakan kuesioner dukungan sosial dan kuesioner Depression
Anxiety Stress Scale (DASS). Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman rank. Hasil
dan analisis: Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial dari keluarga
dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 81 responden (86,2%) dan lebih dari setengah
responden memiliki kesehatan jiwa dalam kategori normal, yaitu sebanyak 55 responden
(58,5%). Dari uji statistik didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,021 (<0,05), yang
artinya terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesehatan
jiwa remaja. Diskusi dan Kesimpulan: Dukungan keluarga merupakan bentuk hubungan
interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap remaja, sehingga
remaja merasa ada yang memperhatikan. Perlu adanya dukungan sosial keluarga yang
tinggi untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan jiwa pada remaja dalam
menghadapi masa transisi.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7302]