Perencanaan Plastic Concrete Cut Off Wall Pada Bendungan Semantok Kabupaten Nganjuk
Abstract
Hasil investigasi lokasi Bendungan Semantok yang tidak diuntungkan
dengan kondisi geologi yang kurang baik, dikawatirkan akan mengurangi
kemampuan pondasi dalam menahan laju aliran air serta ketahanan terhadap aliran
filtrasi. Hal tersebut disebabkan lokasi Bendungan Semantok berada pada formasi
kabuh yang didominasi oleh batu pasir dan lanau dengan karakteristik tanah
berbutir pasir yang lepas dan belum tersementasi dengan baik. Kondisi tersebut
dapat menimbulkan rembesan yang berlebih sehingga menyebabkan terjadinya
piping, dan boiling (sembulan). Upaya perbaikan dilakukan dengan memasang
palstic concrete cut off wall pada pondasi bendungan. Metode tersebut diharapkan
mampu memperpanjang garis rembesan sehingga syarat pondasi bendungan dapat
tercapai.
Analisis awal pada Bendungan Semantok diketahui bendungan menumpu
pada pondasi dengan kelas batuan D dan CL sesuai klasifiaksi CRIEPI.
Sedangkan jenis batuan didominasi oleh kerikil, pasir, batu pasir dan batu lanau
yang memiliki permeabilitas tinggi (K ≥ 1x10-4 cm/dt). Berdasarkan perhitungan
tegangan vertikal, diperoleh tegangan terbesar yaitu 2350 kN/m2
pada STA
1+900. Sedangkan STA 1+900 diketahui menumpu terhadap kelas batuan D
dengan kapasitas dukung (Qu) sebesar 3500 kN/m2
. Sehingga pondasi Bendungan
Semantok aman terhadap syarat daya dukung.
Penggunaaan plastic concrete cut off wall yang direncanakan mempunyai
kedalaman antara 4 – 17 m diperoleh debit rembesanp menggunakan pemodelan
SEEP/W sebesar 1,7x10-5 m/dt pada kondisi muka air banjir, sedangkan tanpa
perbaikan diperoleh 4,6x10-4 m/dt. Adapun debit rembesan izin yang diisyaratkan
sebesar 0,0113 m/dt, sehingga penggunakan metode plastic concrete cut off wall
aman terhadap bahaya rembesan serta efektif menurunkan debit rembesan pada
pondasi. Kemudian hasil analisis terhadap bahaya piping sebelum perbaikan pada
bagaian hilir bendungan diperoleh FS 0,37 < 4, sedangkan setelah dilakukan
perbaikan diperoleh FS 6,728 > 4.
Pemodelan deformasi menggunakan SIGMA/W diperoleh hasil deformasi
terbesar pada tubuh bendungan sebesar 0,2163 m, sedangakan pada plastic
concrete cut off wall sebesar 0,125 m. Deformasi pada plastic concrete cut off
wall menyebabkan regangan tersesar sebesar 0,98% < 2,68 % (regangan izin).
Kemudian hasil penyelidikan stabilitas lereng menggunakan SLOPE/W diperoleh
FS kritis sebesar 2,5 > 1,5 pada sisi hulu, serta FS kritis sebesar 1,699 > 1,5 pada
sisi hilir. Sedangkan bidang gelicir tidak memotong plastic concrete cut off wall.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]