Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Tomat ( Solannum lycopersicum Mill)
Abstract
Tomat (Solanum lycopersicum Mill.) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang penting di Indonesia memiliki prospek yang cerah didalam upaya
meningkatkan taraf hidup petani. Permintaan pasar terhadap komoditas tomat dari
tahun ketahun meningkat. Selain itu luas areal budidaya tanaman tomat yang
terdapat di Indonesia semakin bertambah dan sentra tanaman pun
bermunculan.Pengaplikasian pupuk organik cair dapat menjadi solusi untuk
menghasilkan buah tomat dengan kualitas baik serta memiliki produktifitas tinggi.
Pupuk Organik Cair adalah bahan organik murni yang berbentuk cair dari
limbah ternak unggas, limbah alam dan juga tanaman dari tertentu serta bumbubumbu zat alami tertentu yang diproses secara alamiah. Pupuk organik cair
berfungsi multiguna yaitu selain dipergunakan untuk semua jenis tanaman pangan
(padi, palawija) hortukultura (sayuran, buah, bunga) dan tanaman tahunan
(coklat,kelapa sawit) juga untuk ternak unggas dan ikan/ udang (Fitra, 2013).
Pemberian pupuk organik cair juga harus memperhatikan dosis yang akan
diaplikasikanke tanaman.Semakin tinggi dosis yang diaplikasikan maka
kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu
juga dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan
pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun
pemberian dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya kelayuan
pada tanaman (Pasaribu, 2011).
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan
frekuensi pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan serta produksi
tomat.Penelitian ini dilakukan di Green House yang berlokasi di Jalan Tidar, Desa
Sukorejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember mulai bulan Oktober 2018
sampai dengan Januari 2019. Metode yang digunakan adalah metode percobaan
yang ditanam pada Greenhouse dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial
dengan 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi pupuk organik cair yaitu : 0
ml/lt/tanaman (A0), 3 ml/ tanaman (A1), 6 ml/ tanaman (A2), 9 ml /tanaman (A3).
Faktor kedua yaitu Umur aplikasi yang terdiri dari : (B1), 25, 35 Hst (B2), 40, 45,
50 Hst (B3), 60, 65, 70, 75Hst masing-masing faktor 3 ulangan dengan total
keseluruhan 36 tanaman. Data penelitian yang dianalisis menggunakan analisis
ragam dan apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan, maka dilakukan uji
lanjut dengan menggunakan Uji Duncan dengan taraf 5%.
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan
bahwa terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair dan frekuensi
pemberian dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Konsentrasi pupuk
organik cair dapat meningkatkan umur berbunga,bobot buah pertanaman,
diamater buah dan jumlah cabang tanaman pada tanaman tomat dan produksi buah
sampai konsentrasi 9 ml/l. Frekuensi pupuk organik cair dapat meningkatkan
tinggi tanaman, bobot buah pertanaman, diamater buah pada tanaman tomat
sampai 3 kali.
Pada faktor tunggal konsentrasi pupuk organik cair tidak menunjukkan hasil
yang berbeda nyata pada semua variabel namun faktor tunggal konsentrasi pupuk
organik cair menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada variabel umur berbunga
75%, bobot buah pertanaman, diameter buah, jumlah cabang tanaman, dan
produksi buah. Faktor tunggal frekuensi pupuk organik cair tidak menunjukkan
hasil yang berbeda nyata pada semua variabel namun faktor tunggal frekuensi
pupuk organik cair menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada variabel tinggi
tanamn, bobot buah pertanaman, diameter buah dan produksi buah. Kombinasi
perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dan frekuensi pupuk organik
cairmenunjukkan hasil berbeda nyata pada variabel bobot buah pertanaman,
diameter buah, jumlah buah pertanaman dan produksi buah.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]