Perbedaan Model Problem Based Learning (Pbl) & Substitution Augmentation Modification Redefinition (Samr) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Ips Pada Mata Pelajaran Sejarah
Abstract
Kurikulum 2013 berorientasi pada keterampilan abad ke-21 yang
mengoptimalkan kemampuan berpikir peserta didik. Kemampuan berpikir kritis
dipandang sebagai visi pendidikan menghadapi kemajuan teknologi. Penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa pemecahan masalah pembelajaran dapat
terselesaikan dengan menerapkan kemampuan berpikir kritis untuk memperoleh
hasil belajar lebih baik. Diterapkannya model PBL mendorong peserta didik aktif
dalam memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar. Penelitian lain juga
menunjukkan pentingnya penerapan model SAMR mampu memberdayakan
peserta didik dalam pemecahan masalah pembelajaran yang terselesaikan dengan
menerapkan kemampuan berpikir kritis, serta aktif untuk memperoleh kualitas
hasil belajar lebih baik. Maka peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai perbedaan kedua model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah.
Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) apakah terdapat perbedaan
yang signifikan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dibelajarkan
menggunakan model PBL dan peserta didik yang dibelajarkan menggunakan
model SAMR pada mata pelajaran sejarah?; (2) apakah terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model PBL
dan peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model SAMR pada mata
pelajaran sejarah?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menginvestigasi perbedaan
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model
PBL dan peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model SAMR; (2)
menginvestigasi perbedaan hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan
menggunakan model PBL dan peserta didik yang dibelajarkan menggunakan
model SAMR. Manfaat penelitian ini adalah: (1) menjembatani kekakuan
pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi menjadi pembelajaran yang
inovatif; (2) memberikan asumsi pembelajaran yang aktif dengan menciptakan
pengetahuan secara mandiri maupun yang pasif karena tidak memiliki
kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan sendiri melalui tugas yang
representatif dengan lebih banyak mengakses sumber belajar melalui teknologi.
Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 1 dan XI
IPS 2 MAN 2 Jember dengan jumlah 62 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen. Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimental Design dengan
model Posttest-Only Nonequivalent Multiple-Group Design. Metode
pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan tes. Teknik analisis data