Studi Kualitatif terhadap Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kurangnya Minat Penggunaan Aplikasi Siaga (Sistem Informasi Niaga) di Kalangan Pengecer Pupuk Mitra PT. Petrokimia (Persero)
Abstract
Aplikasi SIAGA (Sistem Informasi Niaga) merupakan aplikasi yang dirilis PT. Pupuk Indonesia (BUMN) untuk memudahkan pemantauan penyaluran pupuk di kalangan pengecer. Aplikasi SIAGA digunakan pengecer untuk memesan pupuk pada distributor secara online. Tujuan PT.Pupuk Indonesia merilis aplikasi SIAGA sebagai monitoring stok pada pengecer, monitoring stok pada distributor dan informasi penyaluran ke petani. Aplikasi SIAGA mulai diimplementasikan pada bulan April tahun 2019. Namun, berdasarkan hasil pra wawancara penelitian kepada salah satu distributor di Kabupaten Blitar penggunaan aplikasi SIAGA di kalangan pengecer kurang diminati.
Tujuan penelitian ini mencari faktor-faktor yang menyebabkan kurang minatnyaa penggunaan aplikasi SIAGA di kalangan pengecer kios resmi pupuk bersubsidi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus dengan pengumpulan data secara observasi partisipasif dan wawancara mendalam kepada distributor dan pengecer sebagai pengguna aplikasi SIAGA. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan model Spradley dari data yang bersifat umum ke data yang lebih spesifik. Hasil analisis data akan divalidasi dengan teknik trianggulasi sehingga data yang sudah di proses dapat disajikan dalam bentuk model faktor-faktor yang menyebabkan kurang minatnya penggunaan aplikasi SIAGA di kalangan pengecer.
Model hasil penelitian ini berupa faktor yang menyebabkan pengecer kurang minat menggunakan aplikasi yang terbagi menjadi tiga faktor yang terdiri dari: (1) faktor yang pertama tanggungjawab dan peran distributor yaitu sebatas sosialisasi terhadap pengecer bahwa penggunaan aplikasi SIAGA wajib digunakan untuk pemesanan pupuk bersubsidi dan mengingatkan ketika nama
viii
kios tercatum dalam daftar evaluasi petrokimia. Peran distributor kepada pengecer yang tidak memesan melalui aplikasi SIAGA dengan cara mengingatkan, backup pemesanan pengecer, tidak memberi hukuman dan pupuk tetap dikirim; (2) faktor kedua dari pengalaman pengecer yaitu distributor lama mengkonfirmasi pemesanan, pengecer harus memilih jenis pupuk yang membuat pengecer tidak telaten menggunakan aplikasi, pemesanan yang tidak masuk ke distributor, mengerjakan laporan secara manual, gangguan jaringan dan respon distributor lebih cepat menanggapi melalui manual daripada aplikasi SIAGA; (3) faktor ketiga dari fungsi aplikasi menurut pengguna yaitu distributor harus membuka satu per satu kios yang order, banyak konfirmasi ketika transaksi pemesanan ke distributor, tidak ada riwayat jumlah pupuk yang sudah dikirim atau yang belum dikirim ke pengecer, laporan pupuk yang tidak termuat dalam aplikasi SIAGA, penyaluran secara detail ke kelompok tani belum ada, aplikasi untuk pemesanan, terkadang error sehingga satuan jumlah pupuk ganti dan aplikasi SIAGA tidak memiliki kontribusi dalam penjulan pupuk bersubsidi.