Uji In Silico Potensi Proteolitik Enzim Papain dan Enzim Zingibain Terhadap Protein Pembentuk Katarak Kongenital dan Senilis
Abstract
Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa mata yang ditemukan sejak
lahir baik bersifat unilateral maupun bilateral. Angka kejadian bergantung pada
perkembangan sosial ekonomi suatu daerah, pada negara industri terdapat 1
hingga 6 kasus per 10.000 kelahiran hidup, dan 5 hingga 15 kasus per 10.000 di
wilayah termiskin dunia. Katarak senilis adalah kekeruhan lensa mata yang
disebabkan proses degenerasi dan ditemukan setelah usia 50 tahun. Katarak
senilis adalah katarak yang paling sering ditemukan. Diperkirakan, dari seluruh
kasus katarak, 90% nya adalah katarak senilis. Saat ini, operasi pengangkatan
lensa mata keruh dan penggantian dengan lensa mata intraokular sintetis
merupakan satu-satunya pengobatan katarak yang tersedia. Namun, operasi
katarak yang ada membutuhkan luka insisi yang relatif besar dan tidak bebas dari
kejadian_komplikasi.
Penelitian ini menggunakan uji in silico molecular docking untuk
mengetahui nilai binding energy dan model interaksi pengikatan antara enzim
papain dan zingibain terhadap protein pembentuk katarak yaitu protein P23T
crystalline γD dan protein β-amyloid. Penelitian dilakukan selama bulan Januari
2021 dengan menggunakan situs cluspro.bu.edu. Analisis data hasil docking
didasarkan dengan nilai binding energy. Molekul dengan nilai binding energy
terendah menunjukkan interaksi yang bersifat stabil dan berpotensi menjadi enzim
proteolitik protein pembentuk katarak.
Hasil docking antara enzim papain dengan protein P23T crystalline γD
menunjukkan 30 model interaksi pengikatan dengan model interaksi pengikatan 1
memiliki nilai binding energy terendah sebesar -730.4. Hasil docking antara enzim
papain dengan protein B-amyloid menunjukkan 18 model interaksi pengikatan
dengan model interaksi pengikatan 1 memiliki nilai binding energy terendah
sebesar -697.2. Hasil docking antara enzim zingibain dengan protein P23T
crystalline γD menunjukkan 30 model interaksi pengikatan dengan model
interaksi pengikatan 2 memiliki nilai binding energy terendah sebesar -890.5.
Hasil docking antara enzim zingibain dengan protein B-amyloid menunjukkan 11
model interaksi pengikatan dengan model interaksi pengikatan 0 memiliki nilai
binding energy terendah sebesar -873.5.
Diperoleh kesimpulan bahwa enzim zingibain yang berasal dari tanaman
Zingiber officinale memiliki kemampuan membentuk ikatan yang lebih stabil
terhadap protein P23T crystalline γD dan protein β-amyloid dibandingkan dengan
enzim papain yang berasal dari tanaman Carica papaya.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]