Principal Component Regression Pada Teknik Statistical Downscaling Untuk Peramalan Curah Hujan Harian
Abstract
Kota Kupang merupakan suatu kota dengan tingkat kekeringan yang
panjang sebagai akibat dari pola monsunal yaitu monsun asia dan monsun
australia. Oleh sebab itu, upaya terkini yang dapat dilakukan adalah melakukan
peramalan terkait potensi datangnya kembali kekeringan di Kota Kupang dengan
mengembangkan model peramalan curah hujan. Namun, informasi iklim lokal
yang hilang menjadi kendala dalam analisis dan peramalan data. Kalman Filter
Imputation dan State Space Model merupakan metode imputasi yang beroprasi
secara rekursif dimana terdapat pembaruan prediksi nilai ketika terjadi pembaruan
data. Pengembangan model peramalan curah hujan dengan teknik statistical
downscaling (SD) adalah salah satu dari beberapa metode peramalan curah hujan
dengan pendekatan statistika yang menghubungkan antara peubah respon (data
lokal) dengan variabel prediktor (data GCM). Hubungan fungsional pada teknik
ini menggunakan model Principal Component Regression (PCR). Penggunaan
model ini pada teknik SD memiliki keuntungan yaitu adanya reduksi dimensi
variabel prediktor. Hal ini dikarenakan dimensi pada variabel prediktor dapat
melebihi banyaknya data yang tersedia. Sementara itu, pada model regrresi salah
satu syarat utamanya adalah banyaknya data yang tersedia harus lebih besar dari
banyaknya variabel prediktor. Maka digunakan PCR untuk meramalkan curah
hujan. Tahapan awal penelitian ini yaitu dengan memperbaiki data unusual
obeservation (terjadi hujan dengan nilai kurang dari 1 mm) dan mengestimasi
nilai hilang pada variabel respon (data lokal). Perbaikan data dilakukan dengan
merata-rata nilai curah hujan kurang dari 1 mm dan lebih dari nol sedangkan
estimasi nilai hilang dilakukan dengan data rata-rata curah hujan harian Nusa
Tenggara Timur sebagai acuan karakteristik curah hujan harian Kota Kupang
menggunakan Kalman Filter dengan State-Space Model Arima (2,1,1). Tahapan
selanjutnya yaitu pada Teknik SD, penentuan ukuran domain atau grid search.
Langkah ini menjadi penentu tahapan jumlah variabel prediktor yang akan
digunakan dalam model PCR. Ukuran domain yang optimum diperoleh pada
domain dengan ukuran 4 4. Hal ini menandakan bahwa jumlah variabel
prediktor yang digunakan sebanyak 16 variabel. Jumlah variabel prediktor yang
sangat besar ini kemudian di reduksi menggunakan Principal Component Analysis
(PCA). Adapun jumlah Principal Component (PC) hasil reduksi pada domain
ukuran 4 4 sebanyak 10 PC. Model PCR yang diperoleh yang diperoleh