Lokalitas: Pandangan-Dunia dan Ekspresi Kultural Masyarakat Pemiliknya
Date
2020-10-01Author
SAPUTRA, Heru Setya Puji
SARIONO, Agus
MASLIKATIN, Titik
HARIYADI, Edy
UMNIYYAH, Zahratul
WARDANI S W W, L. Dyah Purwita
SUHARIJADI, Didik
ZAMRONI, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Tulisan ini bertujuan mendiskusikan relasi antara bahasa lokal dan pandangan-dunia
(worldview) serta ekspresi kultural masyarakat pemiliknya. Kajian didasari oleh konsep
antropologi linguistik. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa lokal menjadi pilihan utama
dalam mengekspresikan diri, baik dalam konteks pergaulan sosial keseharian, ritual,
maupun karya kreatif. Dengan bahasa lokal, ekspresi terasa mendalam, menyatu, dan
representatif. Di Banyuwangi, berbagai ekspresi kultural seperti basanan, tembang,
gendhing, mantra, seni pertunjukan, dan karya sastra lebih dominan menggunakan bahasa
Using. Bahasa tersebut merefleksikan karakteristik masyarakat Using dan menjadi salah
satu identitas kultural mereka. Dalam konteks inilah politik kebudayaan yang dikonstuksi
oleh penguasa Banyuwangi cukup penting guna melestarikan dan mengembangkan bahasa
Using. Nilai-nilai lokalitas yang tercermin dalam bahasa Using—dimensi kognitif, filosofi,
nilai-nilai, norma, dan estetika—menyatu dengan dimensi-dimensi yang terkandung di
dalam bahasa lokal, yang sekaligus menunjukkan worldview mereka. Hal tersebut menjadi
angan-angan kolektif sekaligus proyeksi pranata kultural dalam memaknai fungsi bahasa
lokal.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]