Evaluasi Program Penaggulangan Feminisasi Kemiskinan DI Desa Sumberdawe Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo
Abstract
Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2018 tentang Program Jalan Lain
Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) merupakan usaha dari pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi masalah kemiskinan, salah satunya yakni
melalui program penanggulangan feminisasi kemiskinan (PFK). Program PFK
sendiri merupakan sub program Jalin Matra, yang mana fokus program ini ialah
upaya pengentasan masalah kemiskinan bagi kepala rumah tangga perempuan
(krtp) melalui bantuan berupa modal usaha senilai dua juta lima ratus ribu rupiah.
Berdasarkan data tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan (tnp2k)
Kabupaten Probolinggo menempati posisi pertama se- Jawa Timur sebagai
kabupaten dengan krtp miskin terbanyak. Salah satu desa yang menerima bantuan
program PFK di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 adalah Desa
Sumberdawe, Kecamatan Maron. Peneliti tertarik meneliti di desa Sumberdawe
dikarenakan desa menerima bantuan program PFK paling banyak se Kecamatan
Maron, yang mana Kecamatan Maron sendiri adalah wilayah dengan tingkat
individu tidak bekerja cukup tinggi se-kabupaten serta sebagai wilayah dengan
jumlah krtp miskin tertinggi se-kabupaten. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana evaluasi pelaksanaan program jalin
matra pfk di desa Sumberdawe selama setahun dilaksanakan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif.
Fokus dalam penelitian ini ialah peneliti ingin melihat dan menilai bagaimana
proses pelaksanaan program ini dilapangan, apakah sesuai dengan pedoman yang
berlaku, apakah didistribusikan ke kelompok sasaran yang tepat, apakah waktu
pelaksanaan sesuai yang dijadwalkan, dan kendala apa saja yang terjadi saat proses pelaksanaan program berlangsung. Peneliti menggunakan pendekatan
evaluasi proses retrospektif dan menggunakan enam karakteristik evaluasi dari
William Dunn. Penelitian ini berlokasi di Desa Sumberdawe, Kecamatan Maron
pada bulan Desember 2019 sampai Februari 2020. Sumber data primer penelitian
berasal dari wawancara dan dokumentasi. Sumber data sekunder berasal dari
peraturan dan berkas – berkas terkait pelaksanaan program. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis dengan teknik kondensasi data, dilanjutkan tahap penyajian
dan terakhir verifikasi dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program jalin matra pfk telah
diterima oleh enam puluh lima orang kepala rumah tangga perempuan (krtp)
dengan jenis realisasi usaha berupa ternak, pedagang, penjahit, dan tukang pijat.
Pelaksanaan program sendiri dilapangan masih belum efektif dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan, walaupun pada beberapa kasus terjadi peningkatan
penghasilan namun bantuan masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal serta
akses pemasaran terhadap produk hasil usaha krtp yang susah. Interaksi antara
pelaksana program dan krtp terjalin intensif hanya sebelum mendapatkan bantuan,
setelah proses penyerahan tidak ada interaksi yang terjadi. Selain itu jumlah
bantuan masih belum cukup untuk memutus rantai kemiskinan. Kegiatan yang
dilakukan juga sangat minim partisipasi dari kelompok sasaran, bahkan saat
laporan pertanggungjawaban tidak ada krtp penerima yang datang dalam forum.
Selain itu peneliti juga menemukan adanya konflik yang terjadi antara pihak desa
dan lsm terkait realisasi bantuan, konflik tersebut berdampak pada pelaksanaan
pelatihan yang tertunda dan membuat krtp penerima bantuan trauma dikarenakan
beberapa krtp harus datang ke kantor polisi untuk menjadi saksi terkait
permasalahan ini. Namun sangat disayangkan, adanya konflik ini tidak membuat
ruang terbuka yang sehat antara dua belah pihak (pelaksana dan krtp). Peneliti
menemukan tidak ada upaya untuk klarifikasi dan menjelaskan peristiwa yang
sebenarnya terjadi di masyarakat.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Berdasarkan pada Profil PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Indonesia 2011 menyebutkan bahwa kemiskinan merupakan permasalahan yang hingga saat ini masih belum bisa diatasi secara efektif. Salah satu PMKS dengan kondisi di bawah garis kemiskinan adalah Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) atau disebut juga dengan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). PRSE atau WRSE adalah merupakan satu fokus penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan di daerah pedesaan maupun perkotaan. PRSE yang akan dibahas pada kajian berikut adalah perempuan berusia 18-59 tahun yang secara ekonomi berada di bawah garis kemiskinan. Adapun kriteria wanita rawan sosial ekonomi berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor.24/HUK/1996 adalah sebagai berikut : 1. Wanita usia 18-59 tahun 2. Berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan fisik minimum (sesuai kriteria fakir miskin) 3. Tingkat pendidikan rendah (umumnya tidak tamat SD) 4. Istri yang ditinggal suami tanpa batas waktu 5. Tidak dapat mencari nafkah 6. Sakit, sehingga tidak mampu bekerja Penelitian ini difokuskan untuk menjawab rumusan masalah bagaimana Peranan Lembaga „Aisyiyah dalam Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (Studi Deskriptif di Kabupaten Jember) dengan tujuan untuk mengetahui, menjelaskan dan menjabarkan peranan lembaga „Aisyiyah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis penelitian deskriptif, pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, mengamati permasalahan yang dapat dilihat panca indera, wawancara yang mendalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur, serta penentuan informan metode purposive sampling. Analisa data secara kualitatif, yaitu segala sesuatu dinyatakan responden, baik secara tertulis maupun lisan serta perilaku nyata yang dipelajari, serta di dukung dengan teknik keabsahan triangulasi sumber data menjadi pedoman dalam menyusun pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan lembaga „Aisyiyah sebagai People Changing, People Processing dan People Sustaning. Dimana wanita rawan sosial ekonomi yang tidak berdaya menjadi berdaya sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mohammad Zhaferi (2015-03-01)Adaptasi Peranan Suami pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menghubungkan pribadi pada masyarakat yang besar, keluarga terdiri atas suami, isteri, dan anak yang tinggal ... -
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus Kemiskinan di Wilayah Utara Kabupaten Jember)
ANDRI PURNOMO (2013-12-24)Berbagai disiplin ilmu memandang masalah kemiskinan dengan sudut pandang, tinjauan dan implikasi yang berbeda tetapi secara esensial bisa sejajar. Menurut Nasution (1993: 152) ditinjau dari titik pandang ekonomi ...