Etnomatematika Pada Candi Selogending di Desa Kandangan Sebagai Sumber Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar
Abstract
Salah satu kebutuhan tambahan di Indonesia yang harus dipenuhi adalah
pendidikan. Bagi sebagian orang menganggap pendidikan sangat penting untuk
menambah pengetahuan dan siap menghadapi kemajuan teknologi saat ini. Salah
satu cara yang dilakukan untuk menghadapi kemajuan teknologi dengan cara
menuangkan ide dan pikiran yang kreatif agar dapat memecahkan suatu masalah
dengan kritis. Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya generasi muda
mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki melalui pendidikan salah
satunya mempelajari matematika geometri. Geometri merupakan salah satu materi
matematika yang mempelajari hubungan antara titik, garis, sudut, bidang, bangun
datar, dan bangun ruang.
Proses pembelajaran matematika yang diajarkan di sekolah seringkali
terlihat konstan dan cara mengajarnya menggunakan metode ceramah. Hal ini
mengakibatkan siswa menjadi bosan, sehingga materi tidak dapat tersampaikan
dengan baik, karena tidak ada timbal balik bagi siswa untuk berpikir. Oleh karena
itu, perlu adanya inovasi yang dituangkan dalam pembelajaran matematika yaitu
berbasis kebudayaan, karena budaya dan matematika saling berkaitan untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu melalui pembelajaran berbasis
etnomatematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan etnomatematika
pada bangunan Candi Selogending berdasarkan konsep geometri sebagai sumber
belajar siswa. Tempat yang digunakan sebagai objek penelitian berada di Dusun
Selogending, Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang,
Provinsi Jawa Timur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data
pada penelitian ini adalah observasi oleh 2 observer dan wawancara dengan 3
narasumber yaitu pemangku adat, tukang bangunan, serta tukang pembuat sketsa
bangunan. Beberapa bangunan pada Candi Selogending yaitu Gapura Pintu Masuk,
Mbah Tejo Kusumo, Mbah Pukulun, Balai Patrapan, Tempat Pemujaan, Wadung
Prabu, Linggasiwa, Mbah Raden Selogending, serta Sanggah. Bangunan Sanggah
ini terdiri dari 5 bangunan yaitu Mpu Kutura, Mpu Brada, Mpu Gnijaya, Mpu
Semeru dan Mpu Gana.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diketahui bahwa bentuk
bangunan dan ukiran pada Candi Selogending memiliki unsur matematika. Konsep
matematika pada Gapura Pintu Masuk antara lain segitiga, persegi panjang,
pencerminan, serta balok. Konsep matematika pada bangunan Mbah Tejo Kusumo
yaitu persegi panjang dan balok. Bangunan lainnya juga terdapat konsep
matematika yaitu balok dan persegi panjang antara lain Mbah Pukulun, Wadung
Prabu, Balai Patrapan, Mbah Raden Selogending, dan Tempat Pemujaan. Konsep
lainnya yaitu pencerminan terdapat pada ukiran bangunan Linggasiwa serta pada
bangunan Sanggah yaitu Mpu Kutura. Bangunan Padma terdapat konsep
matematika segitiga, persegi panjang, balok, serta pencerminan pada ukiran
bangunan.
Hasil penelitian akan dikembangkan menjadi sumber belajar. Diharapkan
siswa dapat lebih memahami matematika serta dapat digunakan sebagai tambahan
sarana belajar. Sumber belajar berisi gambar Candi Selogending yang memuat
materi pokok bahasan bangun datar, bangun ruang serta pencerminan.
Saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya yaitu saat melakukan
observasi sebaiknya dilakukan secara teliti dan mendalam agar konsep matematika
yang diteliti lebih akurat. Sebaiknya peneiti lebih mengetahui bagian-bagian Candi
Selogending serta peneliti lebih inovatif membuat sumber belajar agar lebih
menarik.