Cerita Rakyat Jaka Unthuk Dalam Tradisi Lisan Jawa Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
Abstract
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang dan tersebar di masyarakat.
Penyebaran cerita rakyat biasanya dilakukan melalui lisan secara turun-temurun.
Penyebarannya secara lisan menyebabkan cerita memiliki versi yang berbeda-beda
sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat. Di Kecamatan Winongan, cerita
rakyat yang berkembang adalah cerita rakyat Jaka Unthuk. Cerita rakyat
mengandung nilai-nilai, ajaran, ataupun pendidikan bagi masyarakat sehingga
menarik untuk dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan wujud cerita
rakyat, nilai budaya yang terkandung di didalamnya, fungsinya terhadap
masyarakat, dan pemanfaatannya dalam pembelajaran.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif-etnografis. Lokasi
penelitian dilakukan di masyarakat Jawa Kecamatan Winongan, Kabupaten
Pasuruan. Data penelitian ini berupa informasi lisan tentang cerita Jaka Unthuk
terkait wujud, nilai budaya, fungsi dan pemanfaatannya sebagai alternatif materi
pembelajaran. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi,
transkripsi dan terjemahan. Teknik analisis data menggunakan teori Spradley yang
melip uti analisis domain, taksonomi, komponen, dan tema budaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan wujud cerita rakyat Jaka Unthuk dalam
masyarakat Jawa Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan berdasarkan cerita
yang berkembang merupakan tokoh legendaris sakti bernama Jaka Unthuk. Dia
memiliki keris sakti, yaitu Tilam Upik dan Tilam Sari. Keris tersebut hanya bisa
digunakan untuk kebaikan. Ketika akan berbuat keburukan, dia terbunuh oleh kerisnya tersebut. Proses kegiatan Jaka Unthuk diabadikan dalam penamaan desa desa yang ada di Winongan, seperti Desa Pandean, Serambi, Kebon Ndalem, Cokro
Paten.
Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam cerita rakyat Jaka Unthuk yaitu nilai
religiusitas yakni nilai keimanan dan ketaqwaan manusia terhadap Tuhan, nilai
ketaataan manusia terhadap Tuhan, dan nilai kepasrahan terhadap Tuhan; nilai etika
yakni nilai sembada, nalar, dan pamrih; serta nilai sosial berbakti, menghormati,
dan kerukunan. Cerita Jaka Unthuk memiliki fungsi bagi masyarakat, yaitu sebagai
sistem proyeksi masyarakat, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga
kebudayaan, dan sebagai pengendali norma-norma masyarakat. Beberapa hasil
tersebut, ada yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Cerita rakyat Jaka
Unthuk dimanfaatkan sebagai alternatif materi pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA KD 3.7 tentang mengidentifikasi nilai-nilai cerita rakyat, teks ceritanya
dipergunakan untuk mencari isi pokok sebuah teks.
Ada beberapa saran yang diberikan dalam penelitian ini. (1) Cerita rakyat
Jaka Unthuk dapat diperdalam lagi penelitiannya sehingga dapat menjelaskan
struktur budaya lainnya masyarakat Winongan. (2) Cerita rakyat Jaka Unthuk dapat
diperdalam lagi hingga mencapai titik dasar kejawen yang mendasari adat
masyarakat setempat. (3) Pada pemanfaatan di sekolah, tidak hanya dimanfaatkan
sebagai teks cerita rakyat saja, melainkan dapat disebar dalam teks yang lain.