Determinan Ketidakpastian Makroekonomi Dan Tata Kelola Kelembagaan Terhadap Foreign Direct Investment: Studi Kawasan Asia
Abstract
Model teori investasi menjelaskan mengenai stock modal yang diturunkan 
melalui produktivitas marginal serta dibangun dari teori Neoklasik. Investasi 
menjadi faktor penting yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi baik di 
negara berkembang maupun negara maju. Hal tersebut menyebabkan adanya 
peningkatan arus perkembangan globalisasi terhadap aliran modal secara gradual 
yang mendorong adanya peningkatan aktivitas internasional terutama pada 
foreign direct investment. Akselerasi yang terjadi terhadap pergerakan modal 
internasional terutama pada foreign direct investment menjadi komponen penting 
dari aliran modal yang stabil. Oleh karena itu, pada era globalisasi ini adanya 
dampak ketidakpastian makroekonomi dan kualitas kelembagaan di suatu negara 
menjadi faktor penting dalam mempengaruhi aliran foreign direct investment.
Adanya gap antara studi empiris dan teori determinasi invetasi 
memberikan gambaran bahwa aliran aliran foreign direct investment saat ini 
memiliki dampak pertumbuhan ekonomi. Disisi lain pengaruh dari kualitas 
kelembagaan dan ketidakpatian makroekonomi menjadi salah satu faktor penting 
yang dapat menghambat aliran foreign direct investment. Terjadinya gap tersebut 
memberikan pandangan baru mengenai dampak terhadap aliran foreign direct 
investment. Fokus utama yang mempengaruhi aliran foreign direct investment 
yaitu ketidakpastian makroekonomi diantaranya GDP, Inflasi, dan nilai tukar. 
Sedangkan kualitas kelembaagaan dilihat melalui kontrol terhadap korupsi, 
pengaturan hukum, dan efektivitas pemerintah.Faktor utama yang berkontribusi dan berpengaruh terhadap foreign direct 
investment dalam jangka panjang di suatu negara yaitu kebijakan makroekonomi 
yang tepat dan stabil. Stabilitas makroekonomi merupakan elemen kunci dalam virtous circle terhadap tingkat akumulasi yang tinggi, alokasi yang efisien dan 
kekuatan produktivitas pertumbuhan yang menjadi landasan suatu negara. Disisi 
lain, kualitas kelembagaan memiliki peran penting untuk mendorong 
pertumbuhan produktivitas, akumulasi modal, dan pembangunan. Sehingga saat 
ini kualitas kelembagaan menjadi penentu suatu kebijakan negara.
Kawasan Asia merupakan kawasan yang memiliki perkembangan 
kemajuan ekonomi yang cukup pesat dimana hal tersebut didukung oleh letak 
geografis yang cukup strategis. Kawasan asia muncul sebagai pusat pergerakan 
dan elemen aktivitas perekonomian dunia. Kawasan Asia juga mampu menunjang 
perekonomian global. Disisi lain, Kawasan Asia juga menjadi destinasi utama 
dalam investasi luar negeri. Dimana hal tersebut tidak lepas dari keunggulan yang 
dimiliki oleh kawasan Asia sehingga menjadikan kawasan Asia memiliki nilai 
strategis bagi wilayah subkawasan lain. Subkawasan yang memiliki kompleksitas 
dalam mendorong perekonomian Asia yaitu negara industrialisasi atau negara 
yang sudah maju diantaranya Hongkong, Jepang, Korea Selatan. Tidak hanya 
negara industrialisasi, negara berkembang dikawasan Asia juga memberikan 
sumbangan dalam perekonomian Asia diantaranya yaitu negara Kawasan ASEAN 
terutama negara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura. Meskipun China 
masih menjadi negara berkembang tetapi China menjadi negara yang memiliki 
perkembangan perekonomian yang cukup pesat serta memiliki kontirbusi besar 
didalam perekonomian Asia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ketidakpastian 
makroekonomi dan tata kelola institusi terhadap foreign direct investment di Asia 
dengan menggunakan pendekatan Panel Vector Autoregressive (PVAR). 
Penggunaan Panel Vector Autoregressive (PVAR) untuk mengetahui pengaruh 
dari ketidakpastian makroekonomi dan tata kelola institusi terhadap aliran foreign 
direct investment dalam jangka pendek. Kondisi tersebut tidak hanya untuk negara 
maju tetapi juga di negara berkembang khususnya di Asia. Sehingga hal tersebut 
dapat dijadikan perbandingan untuk negara maju dan berkembang. variabel GDP 
dan kontrol terhadap korupsi. Dimana variabel GDP memiliki tingkat keterpengaruhan sebesar 7,2 % hal tersebut juga didukung oleh hasil dari impulse 
respon function yang direspon secara positif ketika terjadi shock pada periode 
yang diamati. Selain itu, variabel kontrol terhadasp korupsi juga memiliki tingkat 
keterpengaruhan foreign direct investment sebesar 2,82 % hal tersebut juga 
didukung hasil dari impulse respon function yang menunjukkan respon positif 
selama periode yang diamati.
Hasil estimasi Panel Vector Autoregressive di negara berkembang kawasan 
Asia dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap Foreign 
Direct Investment yaitu variabel GDP,kontrol terhadap korupsi, dan inflasi. 
Dimana variabel yang diamati didalam penelitiaan ini pada negara berkembang 
memiliki pengaruh yamg cukup besar terhadap FDI. Penelitian ini menyimpulkan 
bahwa variabel GDP memiliki tingkat keterpengaruhan sebesar 30,5% hal tersebut 
juga didukung oleh hasil dari impulse respon function yang direspon secara positif 
ketika terjadi shock pada periode yang diamati. Selain itu, variabel Inflasi juga 
memiliki tingkat keterpengaruhan terhadap foreign direct investment sebesar 
22,4% persen hal tersebut juga didukung hasil dari impulse respon function yang 
menunjukkan respon negatif selama periode yang diamati. Karena ketika terjadi 
peningkatan inflasi maka hal tersebut akan menurunkan aliran dari FDI. 
Sedangkan variabel kontrol terhadap korupsi memiliki pengaruh sebesar 6,7% dan 
hasil tersebut juga didukung oleh IRF yang menunjukkan respon positif yang 
artinya bahwa tingkat korupsi sangat mempengaruhi aliran FDI di negara 
berkebang kawasan Asia.
