Guessability Score dan Evaluasi Pemahaman Piktogram Kefarmasian Pada Kasus Diabetes Mellitus di Dua Puskesmas Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang terjadi akibat
adanya gangguan metabolik dari pankreas. DM merupakan penyakit yang kompleks dan
bersifat kronis karena membutuhkan perawatan medis secara kontinyu untuk mengontrol
kadar gula dalam tubuh. Keberhasilan proses kontrol terhadap penyakit DM sangatlah
ditentukan oleh kepatuhan berobat yang tinggi, sehingga dapat mencegah segala
komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit DM. Faktor-faktor yang paling berpengaruh
terhadap ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat salah satunya adalah kurangnya
pemahaman akan obat-obat yang dikonsumsi seperti kurang paham cara pakai dan waktu
memakai obat tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman penderita
penyakit yaitu dengan melalui promosi kesehatan dan diperlukan dukungan keluarga
dalam melakukan penatalaksanaan DM. Salah satu media pendidikan kesehatan yang
dapat digunakan adalah piktogram. Piktogram adalah gambar grafis standar berupa
simbol yang digunakan untuk membantu menyampaikan petunjuk pengobatan terkait
penyakit DM. Penggunaan piktogram di Indonesia sebagai media kesehatan dan
pemberian informasi obat kepada pasien masih sangat jarang. Penggunaan piktogram
ditujukan untuk meminimalisir terjadinya medication error terutama bagi lansia dan
anak-anak. Piktogram dalam penelitian ini diambil dari International Pharmaceutical
Federation (FIP) dan United States Pharmacopeia (USP).
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pemahaman
dari kedua kelompok responden yaitu pasien DM dan tenaga kesehatan. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien DM dan tenaga kesehatan. Sampel yang digunakan adalah
seluruh sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Sumberagung dan Puskesmas
Kebondalem Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang
terdiri dari 50 orang pasien DM dan 50 orang tenaga kesehatan. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan
teknik deskriptif dan teknik analitis menggunakan 2 uji, yakni uji-t tidak berpasangan
untuk mengetahui gambar mana yang lebih mudah diterka dari beberapa gambar yang
memiliki arti sama dan diujikan ke responden yang sama, dan uji Chi-square digunakan
untuk mengetahui gambar mana yang lebih mudah diterka sampai paling sulit diterka dari
15 simbol piktogram dan digunakan untuk mengetahui perbandingan tingkat pemahaman
dari 2 kelompok responden yakni pasien DM dan tenaga kesehatan.
Hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman antara pasien DM dan tenaga
kesehatan adalah sama-sama memiliki tingkat pemahaman sedang yaitu 82% dan 54%.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik sosiodemografi terhadap tingkat
pemahaman responden pada empat variabel yaitu usia, pendidikan terakhir, pekerjaan,
dan frekuensi membaca label obat karena memiliki nilai p<0,05, sementara pada variabel jenis kelamin tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan karena nilai p>0,05.
Hasil dari uji-t tidak berpasangan untuk mengetahui gambar mana yang lebih mudah
diterka dari beberapa gambar yang sama antara piktogram dari FIP dan USP didapatkan
nilai p= 0,809 (p≥0,05), yang artinya bahwa hasil yang diperoleh tidak memiliki
perbedaan yang bermakna antara beberapa gambar yang memiliki arti yang sama.
Terdapat 4 piktogram yang mudah dijawab yaitu gambar No.1 (Pemberian obat DM
secara oral), gambar No.2 (Pemberian Injeksi Insulin), gambar No.14 (Mencari bantuan
medis ketika diperlukan), dan gambar No.15 (Mencari bantuan medis ketika diperlukan).
Keempat piktogram tersebut memiliki nilai guessability score sempurna yaitu 100.
Piktogram yang sulit diterka adalah gambar No.11 yang memiliki arti “berhenti
merokok”.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]