Analisis Butir Soal Matematika Pada Ujian Nasional Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2018/2019 Berdasarkan Taksonomi Bloom
Abstract
Ujian Nasional dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
lulusan peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran terhadap mata
pelajaran tertentu yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Tes
yang baik diketahui harus memiliki ciri-ciri pokok diantaranya, dapat dipercaya
(reliable), sah atau valid, objektif, serta praktis. Salah satu teori pembelajaran
yang penting sebagai landasan evaluasi adalah taksonomi dari Bloom. Taksonomi
Bloom terbagi kedalam dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi
pengetahuan. Butir soal UN setidaknya mengandung dua dimensi dalam
taksonomi Bloom tersebut. Pada jenjang pendidikan dasar SD/MI, mata pelajaran
yang diujikan salah satunya adalah matematika. Berdasarkan hal tersebut rumusan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) berapakah persentase butir soal
berdasarkan dimensi proses kognitif; (2) berapakah persentase butir soal
berdasarkan dimensi pengetahuan; dan (3) berapakah persentase butir soal
berdasarkan ruang lingkup materi matematika. Penelitian butir soal matematika
pada ujian nasional sekolah dasar tahun pelajaran 2018/2019 ini bertujuan untuk:
(1) mengetahui persentase butir soal berdasarkan dimensi proses kognitif; (2)
mengetahui persentase butir soal berdasarkan dimensi pengetahuan; dan (3)
mengetahui persentase butir soal berdasarkan ruang lingkup materi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang didapat
berupa angka yang merupakan persentase hasil analisis butir soal ujian nasional
matematika kedalam tiga bagian yaitu persentase dimensi proses kognitif, dimensi
pengetahuan, dan ruang lingkup materi. Penelitian ini menggunakan naskah ujian
nasional matematika sekolah dasar tahun pelajaran 2018/2019. Intrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar perekam data berupa tabel
analisis distribusi soal.
Berdasarkan analisis data butir soal diperoleh hasil yaitu; (1) dimensi
proses kognitif kategori mengingat (C1) sebanyak 6 soal (17,14%), memahami
(C2) sebanyak 13 soal (37,14%), dan mengaplikasikan (C3) sebanyak 16 soal
(45,71%); (2) dimensi pengetahuan kategori pengetahuan faktual sebanyak 1 soal
(2,85%), pengetahuan konseptual sebanyak 6 soal (17,14%), dan pengetahuan
prosedural sebanyak 28 soal (80%); dan (3) ruang lingkup materi matematika
pada materi bilangan sebanyak 13 soal (37,14%), geometri dan pengukuran
sebanyak 15 soal (42,85%), dan materi pengolahan data sebanyak 7 soal (20%).
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa sebagian besar soal
menerapkan kategori ketiga yaitu mengaplikasikan (C3) sebanyak 16 soal
(45,71%), hal ini menunjukkan bahwa naskah soal UN matematika SD 2018/2019
masih menerapkan kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order
Thinking Skills (LOTS).
Butir soal matematika pada ujian nasional tersebut menekankan pada
pengetahuan prosedural. Soal yang menekankan pada pengetahuan prosedural ini
juga dapat diketahui dari banyaknya soal yang menerapkan dimensi proses
kognitif mengaplikasikan atau C3 yang dalam pemecahan soalnya cenderung
menggunakan prosedur.
Ruang lingkup materi soal lebih banyak membahas tentang geometri dan
pengukuran. Hal ini dikarenakan geometri dan pengukuran memiliki indikator
yang lebih banyak dan untuk membentuk peserta didik yang terbiasa
mengembangkan daya berpikir logis, analitis, dan sistematis.
Agar mencapai hasil belajar yang optimal maka kemampuan berpikir
tingkat tinggi (HOTS) hendaknya mulai diterapkan kepada peserta didik agar
peserta didik terbiasa dengan cara berpikir tingkat tinggi untuk menemukan dan
mengembangkan ide-ide yang dimiliki. Untuk menunjang hal tersebut, peserta
didik perlu diberikan soal yang menerapkan pengetahuan metakognitif agar tidak
hanya bertumpu pada prosedur tertentu yang sudah ada.