Perilaku Menjaga Personal Hygiene Organ Reproduksi Pada Wanita Pekerja Seks Langsung
Abstract
Hasil penelitian menunjukkan seluruh informan memiliki sikap yang baik
terhadap risiko dari pekerjaannya menjadi wanita pekerja seks langsung. Hasil
pada orang penting sebagai referensi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil
informan yang mendapatkan informasi dari teman terkait upaya untuk menjaga
kebersihan organ reproduksi. Mayoritas informan rutin mengakses pemeriksaan
HIV setiap 3 bulan sekali. Seluruh informan memiliki pendapatan lebih dari
Rp.100.000 dalam satu hari, namun seluruh informan menyatakan tidak
mengalokasikan dana untuk menjaga kebersihan organ reproduksi. Ketersediaan
“safe sex” pada informan menunjukkan bahwa seluruh informan menyediakan
kondom dan bahan pelicin untuk menunjang pekerjaannya.
Praktik perawatan vagina secara tradisional pada seluruh informan
menggunakan jamu,rebusan air sirih, praktik pijat pada perut bagian bawah.
Sedangkan praktik perawatan secara non-tradisional pada seluruh informan adalah
dengan mengkonsumsi antibiotic tanpa resep dokter. Sebagian besar
menggunakan pasta gigi sabun mandi, sabun warna-warni dan sabun bayi sebagai
bahan untuk douching (memasukkan bahan pembersih kedalam vagina).
Mayoritas informan menyatakan tidak memaksakan pelanggan untuk
menggunakan kondom apabila pelanggan enggan menggunakan kondom.
Perilaku dalam menjaga personal hygiene organ reproduksi pada seluruh
informan dikategorikan rendah. Perilaku tersebut meliputi indikator menjaga
kebersihan organ reproduksi antara lain menggunakan bahan celana dalam yang
mudah menyerap keringat, mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari,
membasuh organ kewanitaan dengan arah yang benar, mengganti pembalut setiap
3-4 jam sekali, intensitas menggunakan sabun kewanitaan dengan tepat, rutin
merapikan rabut kemaluan dan menggunakan kondom saat berhubungan seks.
Sedangkan indikator menjaga kebersihan organ reproduksi yang terpenuhi oleh
seluruh informan hanya tidak melakukan hubungan seks anal dan mengganti
pakaian dalam minimal 2 kali dalam sehari.
Adapun saran yang ditawarkan oleh peneliti adalah Bagi Wanita Pekerja
Seks Langsung di Kabupaten Jember untuk memahami resiko dan dampak
melakukan hubungan seks dengan kelompok beresiko tanpa penggunaan kondom
dengan cara aktif mencari informasi terkait personal hygiene organ reproduksi
dengan baik dan benar melalui keberadaan pelayanan kesehatan terdekat.Bagi
Peneliti Kesehatan Masyarakat adalah melanjutkan peelitian terkait faktor
pendorong menjadi pekerja seks dan pada pelanggan. Saran kepada Puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember adalah meningkatkan koordinasi dan
integritas terkait pelaksanaan edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan WPSL dan mucikari terkait personal hygiene organ reproduksi pada
wanita.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2257]