Analisis Miskonsepsi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sifat-Sifat Segiempat Ditinjau Dari Level Van Hiele
Abstract
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. R. Soedjadi
(2003:11) menyatakan bahwa, matematika adalah cabang ilmu eksak dan
teroganisir secara sistematik. Pembelajaran matematika sering diberikan dalam
bentuk soal kepada siswa, tetapi seringkali siswa mengalami kesulitan dan
kesalahan sehingga terjadi miskonsepsi dalam mengerjakan soal matematika.
Miskonsepsi sering diartikan kesalahan memahami konsep. Menurut
Suparno (2005), mendefinisikan miskonsepsi sebagai konsep yang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima dalam bidang yang
terkait. Suparno (2013:8) menyatakan bahwa, miskonsepsi merupakan suatu
konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Miskonsepsi
secara keseluruhan dan rinci merupakan pengertian yang tidak akurat tentang
konsep, penguasaan konsep yang salah, klasifikasi contoh yang salah tentang
penerapan konsep, hubungan konsep-konsep yang tidak benar dan pemaknaan
konsep yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gondangmanis Jombang dengan
melibatkan siswa kelas IV sebagai subjek. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif, bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi yang terjadi pada
siswa dalam menyelesaikan soal sifat-sifat segiempat ditinjau dari level van Hiele.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes
sifat-sifat segiempat dan soal tes klasifikasi van Hiele dan wawancara. Siswa
mengerjakan soal tes klasifikasi level berpikir van Hiele untuk mengetahui siswa
masuk dalam kategori level apa dan soal tes sifat-sifat segiempat untuk
mengetahui miskonsepsi pada siswa. Selanjutnya yaitu dilakukan wawancara
kepada siswa dari level pra visualisasi, siswa level visualisasi dan siswa level
analisis untuk mendukung data yang telah diperoleh dari tes.Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan, dari 15 siswa terdapat
26,66% siswa level pra-visualisasi. Siswa level pra-visualisasi kecenderungan
tidak menjawab soal dan mengalami kategori miskonsepsi klasifikasional yaitu
siswa melakukan kesalahan dalam menentukan klasifikasi antar segiempat.
Terdapat 46,67% siswa level visualisasi. Siswa level visualisasi mengalami
miskonsepsi korelasional dengan kecenderungan siswa tidak mampu menjelaskan
hubungan antar segiempat. Terdapat 26,66% siswa level analisis. Siswa level
analisis mengalami miskonsepsi teoritikal yaitu siswa dengan kecenderungan
tidak mampu mendefinidikan konsep segiempat.