Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Pbl Kelas V DI Sekolah Dasar
Abstract
Kamampuan berpikir kritis adalah cara berpikir siswa tentang ide atau
gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang
dipaparkan. Kemampuan berpikir kritis relevan dengan konsep berpikir domain
kognitif pada taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl
(2002) yakni terdapat pada C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6
(mengkreasi). Saat ini, di sekolah dasar sudah mulai menerapkan pembelajaran
berpikir kritis, dengan tujuan menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan
berpikir secara logis, kritis, kreatif dan inovatif. Upaya yang dilakukan untuk
mengetahui pencapaian penerapan pembelajaran berpikir kritis melalui model
pembelajaran PBL siswa di sekolah dasar, perlu diadakannya sebuah penelitian
berupa analisis. Dengan demikian, penelitian ini berjudul “Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa melalui Model PBL Kelas V Di Sekolah Dasar”. Tujuan
dilakukannnya penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa melalui model pembelajaran PBL di Sekolah Dasar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dengan jumlah 28 siswa. Waktu
penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Adapun
tempat penelitian di SDN Sukojember 03. Metode Pengumpulan data ini
menggunakan metode tes dan wawancara. Langkah yang dilakukan penelitian ini
yaitu dengan melakukan observasi saat guru mengajar, setelah itu data yang
diperoleh dari skor tes tersebut, dianalisis dengan cara menjumlahkan skor yang
mengacu pada pedoman menentukakan standar devinasi. Hasil analisis data yang
diperoleh dapat dikategorikan menjadi tiga ketegori kemampuan berpikir kritis yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam penelitian ini diperoleh terdapat 17 siswa
kategori tinggi yang memenuhi indikator kemampuan berpikir kritis, siswa yang
berkemampuan kritis dengan tepat mampu menjawab soal tes, 7 siswa kategori
sedang mampu mengerjakan soal tes, namun ada beberapa soal tidak dapat
menyelesaikan dengan tepat, dan 4 siswa kategori rendah dapat memenuhi 1
komponen kemampuan berpikir kritis namun tidak dapat menjawab
menyelesaikan masalah dalam soal tes.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan model
PBL disekolah dasar siswa mampu menyelesaikan soal tes, sekolah ini dengan
melihat hasil tes kemampuan berpikir kritis efektif dalam menerapkan PBL siswa
mampu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang disajikan dengan begitu
siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis. Ketentuan pengelompokan siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kategori tinggi yaitu sebesar 17 siswa
dalam kategori sedang yaitu sebesar 7 siswa dan dalam kategori rendah 4 siswa.
Tingginya kemampuan berpikir kritis siswa pada soal tes pembelajaran PBL
dalam memecahkan suatu permasalahan.