Distres Psikologik Pada Primary Family Caregiver Penderita Skizofrenia Di Wilayah Puskesmas Perkotaan Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian crosssectional
yang dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2019. Populasi penelitian ini adalah
seluruh PFC penderita skizofrenia di wilayah puskesmas perkotaan
Kabupaten Jember yaitu sebanyak 295 orang dengan jumlah sampel sebanyak 107
orang yang diambil dengan teknik multistage cluster sampling. Tahap pertama
cluster sampling digunakan untuk menentukan puskesmas kemudian tahap kedua
untuk menentukan responden secara random sampling dari masing-masing
puskesmas terpilih yaitu Sumbersari, Gladak pakem, Bangsalsari, Balung serta
Puger. Variabel bebas yang diteliti terdiri dari karakteristik penderita skizofrenia
(jenis kelamin, usia, jenis skizofrenia dan durasi masa sakit), karakteristik PFC
(jenis kelamin, usia, status marital, status ekonomi, status pekerjaan, pendidikan,
status kekerabatan, tipe keluarga dan lama merawat) dan tingkat dukungan sosial
keluarga, sedangkan varibel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat distres
psikologik. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah
dilakukan uji validitas. Data primer dianalisis menggunakan teknik analisis
univariabel dan bivariabel dengan uji chi square yang kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan deskripsi tertulis.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar penderita
skizofrenia adalah laki-laki (73,8%), berusia dewasa (67,2%), menderita
skizofrenia hebefrenik (63,6%) dengan durasi sakit lebih dari 1 tahun (95,3%).
Mayoritas PFC adalah perempuan (81,3%), merupakan lansia (67,3%), sudah
menikah (85,0%), bekerja (37,4%) dengan status ekonomi berada di bawah UMR
Kabupaten Jember (76,6%), tidak/belum pernah bersekolah (43%), merupakan
orang tua penderita skizofrenia (66,4%) dengan tipe keluarga nuklear (71,0%) dan
telah merawat penderita skizofrenia lebih dari 1 tahun (91,6%), memiliki dukungan
sosial keluarga yang cukup baik (58,9%) dan tingkat distres psikologik yang
tergolong normal (56,1%). Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor karakteristik
penderita skizofrenia, karakteristik PFC dan tingkat dukungan sosial keluarga
didapatkan hasil bahwa distres psikologik hanya signifikan berhubungan dengan
status ekonomi PFC (p=0,003).
Berdasarkan hasil tersebut disarankan agar keluarga penderita skizofrenia
lebih terbuka dan segera melapor pada petugas kesehatan setempat sehingga
skizofrenia dapat segera tertangani, menghilangkan pandangan negatif terkait
penyebab serta kesembuhan skizofrenia, memberikan dukungan instrumental
terhadap keluarga serta penderita skizofrenia untuk patuh dalam menjalani
pengobatan. Saran untuk dinas kesehatan Kabupaten Jember untuk bekerjasama
dengan dinas sosial dan ketenagakerjaan untuk memberikan pelatihan kerja serta
dukungan modal atau lapangan pekerjaan kepada penderita skizofrenia yang telah
sembuh atau keluarga penderita, serta menguatkan promosi kesehatan terkait
program kesehatan jiwa dan dukungan sosial. Perlu untuk mengembangkan
variabel serta teknik analisis untuk peneliti selanjutnya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]