Pengaruh Paraparan Asap Rokok Elektrik Terhadap Profil Hematologi Mencit (Mus musculus L.) Strain Balb’C Jantan
Abstract
Penggunaan rokok elektrik di Indonesia pada 2018 mencapai 2,1 juta orang
dan terus meningkat pada tahun 2019. Diantara beberapa jenis rokok, rokok
elektrik dianggap rokok yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
Meskipun dianggap aman, penggunaan rokok elektrik dapat berdampak buruk
terutama pada sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular. Rokok elektrik
dengan kadar nikotin 24 mg/ml selama 2 minggu dapat meningkatkan
angiogenesis jaringan jantung dan menghambat kenaikan berat badan pada
mencit. Selain berdampak pada angiogenesis, rokok elektrik juga memiliki
dampak buruk terhadap sel-sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh paparan asap rokok elektrik terhadap profil hematologi mencit.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Dalam penelitian
ini digunakan 24 mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dan setiap
kelompok terdiri atas 6 ekor mencit. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol,
kelompok 2 paparan asap rokok dengan volume cairan 1 ml yang mengandung 6
mg nikotin, kelompok 3 paparan asap rokok dengan volume cairan 2 ml yang
mengandung 12 mg nikotin dan kelompok 4 paparan asap rokok dengan volume
cairan 4 ml yang mengandung 24 mg nikotin. Paparan asap rokok elektrik
dilakukan selama 4 minggu menggunakan cairan rokok elektrik dengan
kandungan nikotin 6 mg/mL. Kelompok 1 tidak dilakukan paparan asap rokok.
Pada kelompok 2 dilakukan satu kali pemaparan asap rokok elektrik dengan
volume cairan 1 mL selama 1 menit. Pada kelompok 3 pemaparan asap dilakukan
menggunakan 2 ml cairan melalui dua kali pemaparan. Setelah pemaparan
pertama, mencit diistirahatkan selama 15 menit hingga asap dalam vaping box
menghilang kemudian dilanjutkan pemaparan asap rokok berikutnya. Pada
kelompok 4 pemaparan asap dilakukan menggunakan 4 ml cairan melalui 4 kali
pemaparan. Pada masing-masing pemaparan, mencit diistirahatkan selama 15
menit. Pengambilan darah mencit dilakukan sebanyak 2 kali yakni sebelum
parapan asap rokok elektrik dan setelah paparan asap rokok elektrik. Pemeriksaan
profil hematologi menggunakan hematology analizer. Pengamatan hematologi sel
darah pada penelitian ini meliputi pengukuran kadar hemoglobin, jumlah sel
darah merah, jumlah dan jenis sel darah putih.
Berdasarkan hasil uji Paired T-Test tampak bahwa kadar hemoglobin setelah
paparan asap rokok elektrik dengan volume cairan yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan sebelum paparan asap rokok.
Rata-rata jumlah eritrosit setelah paparan asap rokok elektrik hanya pada volume
cairan 4 ml yang menunjukkan perbedaan secara signifikan dibandingkan sebelum
paparan asap rokok elektrik. Berdasarkan hasil uji Paired T-Test tampak bahwa
jumlah leukosit setelah paparan asap rokok elektrik berbeda signifikan untuk
kelompok perlakuan paparan asap rokok elektrik dengan volume cairan 1 ml dan
2 ml dan berbeda sangat signifikan untuk kelompok perlakuan paparan asap rokok
elektrik dengan volume cairan 4 ml dibandingkan sebelum paparan. Jumlah
limfosit setelah paparan asap rokok elektrik berbeda signifikan dibandingkan
sebelum paparan asap rokok elektrik pada perlakuan tetapi paparan asap rokok
elektrik tidak berpengaruh terhadap jumlah granulosit dan MID (basophil,
eosinophil, dan monosit).
Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA tampak bahwa paparan asap rokok
elektrik berpengaruh terhadap kadar hemoglobin, rata-rata jumlah eritrosit, ratarata jumlah leukosit dan rata-rata jumlah limfosit tetapi tidak berpengaruh
terhadap rata-rata jumlah granulosit dan MID. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, paparan asap rokok elektrik berpengaruh terhadap profil hematologi
yaitu dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan rata-rata jumlah eritrosit namun
menurunkan rata-rata jumlah leukosit dan limfosit mencit (Mus musculus L.)
jantan dan tidak berpengaruh terhadap rata-rata jumlah granulosit dan MID
mencit (Mus musculus L.) jantan.