Analisis Total Productive Maintenance (Tpm) Pada Mesin Trulaser 3040 (l50) DI CV. Buana Engineering Jember Analysis of Total Productive Maintenance (Tpm) On Trulaser 3040 (l50) Machine at CV. Buana Engineering Jember
Abstract
Proses produksi pada perusahaan harus berjalan dengan efektif agar target
produksi dapat tercapai, hal tersebut tidak terlepas dari faktor produksi, manusia
dan mesin yang saling berkaitan pada perusahaan. Kemampuan mesin untuk
memproduksi merupakan bagian yang penting untuk memengaruhi lancarnya
proses produksi. Kelancaran suatu proses produksi memerlukan dukungan dari
beberapa aspek, diantaranya adalah perawatan dan ketersediaan mesin yang
terdapat pada sistem produksi tersebut. Namun seiring berjalannya waktu
peralatan atau mesin yang digunakan dalam memproduksi menimbulkan suatu
masalah yaitu waktu menganggur yang menyebabkan mesin tidak dapat lagi
digunakan atau beroperasi sesuai dengan kemampuannya, sehingga mesin tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik yang disebut dengan downtime. Hal
tersebut terjadi karena kurangnya perawatan maupun pemeliharaan pada mesin
dan tidak dilakukannya pengecekan secara berkala saat menggunakan mesin.
CV. Buana Engineering adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang
bergerak di bidang manufaktur pembuatan alat-alat pertanian, mesin mekanis dan
peralatan pabrik, mesin dan peralatan listrik, alat angkut, alat konstruksi dan
peralatan lainnya yang berkaitan dengan bidang pertanian dan kontruksi.
Perusahaan ini beralamat di Jl. Kawi No.149, Langsatan, Sukamakmur, Kec.
Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pada penelitian ini penulis hanya fokus
pada Mesin Trulaser 3040 (L50) karena tingkat downtime yang paling tinggi serta
mesin tersebut merupakan awal dari semua proses, jika terjadi masalah pada
mesin tersebut maka akan memengaruhi proses selanjutnya. Berdasarkan hasil
dari wawancara pada CV. Buana Engineering terjadinya downtime pada mesin
tersebut dikarenakan adanya beberapa kerusakan seperti error pada axis, tape shot,
lensa, parameter, eror pada data tranmisi dan teknologi yang digunakan sehingga
viii
menyebabkan mesin berhenti sementara dan hasil potongan menjadi tidak rata.
Selain itu juga ada beberapa penyebab mesin berhenti sementara yaitu habisnya
gas 02 dan N2 yang mana harus dilakukan penggantian pada gas tersebut agar
mesin dapat berjalan kembali.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dan mengetahui efektivitas kinerja dan faktor penyebab terjadinya
downtime pada mesin Trulaser 3040 (L50) di CV. Buana Engineering Jember
menggunakan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dengan
menghitung nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE), Six Big Losses, Overall
Resource Effectiveness (ORE) dan analisis Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA). Penelitian ini mengambil data kinerja mesin Trulaser 3040 (L50) pada
bulan Januari 2019-Desember 2019, dari perhitungan didapatkan rata-rata nilai
OEE pada Mesin Trulaser 3040 (L50) sebesar 84% , nilai OEE dari mesin tersebut
masih dibawah standar JIPM yaitu ≥85% maka diperlukan rekomendasi perbaikan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi untuk meningkatkan nilai OEE, losses
yang paling besar ada pada Reduce Speed Losses yaitu sebesar 12%, dan rata –rata
nilai ORE sebesar 78%. Penyebab utama kegagalan mesin berdasarkan analisis
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada mesin Trulaser 3040 (L50) pada
Bulan Januari 2019 – Desember 2019 yaitu disebabkan karena eror pada axis
yang disebabkan oleh material plat yang akan diproses melengkung sehingga
mesin berhenti sementara dan diperlukan perbaikan oleh operator.
Total Productive Maintenance (TPM) yang dapat diterapkan yaitu berpatok
pada 4 dari 8 pilar TPM yaitu Autonomous Maintenance,Planned Maintenance
(Perawatan Terencana), Quality Maintenance (Perawatan Kualitas), Training dan
Education (Pelatihan dan Pendidikan) serta penerapan pondasi 5S yaitu Seiri
(ringkas), Seiton (rapi), Seiso (resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin) dalam
lingkungan kerja terutama pada bagian mesin Trulaser 3040 (l50)