Pengembangan Angkutan Terpadu pada Koridor Bandara Blimbingsari Banyuwangi – Terminal Sritanjung
Abstract
Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak potensi terutama di bidang
pariwisata. Hal tersebut akan meningkatkan mobilitas transportasi di Banyuwangi.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengembangan sistem angkutan yang terpadu untuk
meminimalisir terjadinya permasalahan transportasi dan dapat menunjang mobilitas
yang ada. Koridor yang dikaji dalam tugas akhir ini yaitu jalur Bandar Udara
Blimbingsari Banyuwangi sampai dengan Terminal Sritanjung. Apabila rencana
pengoperasian angkutan terpadu di sepanjang jalur tersebut dapat diwujudkan,
diharapkan dapat mempengaruhi kesediaan penumpang untuk menggunakan angkutan
rencana tersebut.
Penyelenggaraan angkutan terpadu didasarkan atas Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Jalan dengan Kendaraan Umum. Metode pengembangan angkutan terpadu yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
Tahun 2002 serta melakukan wawancara kepada penumpang yang mungkin akan
menggunakan angkutan terpadu yang direncanakan. Untuk merencanakan angkutan
terpadu, diperlukan analisis demand dari data hasil survei dinamis dan wawancara yang
disusun menjadi sebuah Matrik Asal Tujuan. Dari data tersebut dilakukan kalibrasi
okupansi pada tahun perencanaan dan dilakukan peramalan demand tahun 2024 dengan
cara Furness Model.
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan didapatkan
kapasitas penumpang perhari/kendaraan Tahun 2019 adalah sebanyak 577 orang
perhari/kendaraan sedangkan Tahun 2024 adalah sebanyak 599 orang
perhari/kendaraan. Hasil tersebut telah memenuhi standar kriteria minimum yang
diatur dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah
Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur dimana penentuan kapasitas kendaraan
dengan jenis bus sedang harus memiliki kapasitas penumpang perhari/kendaraan
sebanyak 500-600 orang perhari/kendaraan. Beban koridor terbanyak pada Tahun 2019
koridor A adalah 138 orang/jam puncak sedangkan pada arah B sebanyak 41 orang/jam
puncak. Untuk tahun 2024 beban Koridor terbanyak koridor A adalah 198 orang/jam
puncak dan pada koridor B sebanyak 44 orang/jam puncak. Untuk hasil pergerakan
dari wawancara penumpang Bandar Udara Blimbingsari Tahun 2019 didapatkan
pergerakan terbesar dari zona 5 yaitu Kecamatan Banyuwangi sebanyak 33 orang/jam
sedangkan Tahun 2024 sebanyak 91 orang/jam. Untuk hasil jumlah armada yang
dibutuhkan Tahun 2019 arah A sebanyak 8 armada dengan headway 8 menit dan 4 kali
rit perjalanan sedangkan arah B sebanyak 4 armada dengan headway 20 menit dan 4
kali rit perjalanan . Untuk Tahun peramalan 2024 didapatkan hasil jumlah armada pada
arah A sebanyak 13 armada dengan headway 5 menit dan 4 kali rit perjalanan,
sedangkan arah B dibutuhkan sebanyak 4 armada dengan headway 20 menit dan 4 kali
rit perjalanan. Untuk simulasi penjadwalan Angkutan Terpadu yang direncanakan
dimulai pada pukul 06.00 dengan jam operasional selama 12 jam. Simulasi
penjadwalan disusun berdasarkan jumlah kebutuhan armada dan headway yang
diperoleh dari hasil analisis penelitian ini
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]