Variasi Suhu Dan Jenis Pelarut Pada Ekstraksi Daun Tembakau Kasturi Inferior Sebagai Senyawa Antibakteri
Abstract
Tanaman tembakau Kasturi banyak dibudidayakan di daerah Jember dan Bondowoso. Daun tembakau Kasturi digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, namun tidak semua bagian daun Kasturi dapat dijadikan rokok kretek. Keterbatasan pemanfaatan daun tembakau Kasturi bagian pasir/koseran berpotensi diolah menjadi produk bernilai ekonomis. Daun tembakau diketahui memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Kandungan flavonoid daun tembakau dapat diperoleh dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut yang bersifat polar agar hasil lebih maksimal.
Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daun tembakau Kasturi inferior menggunakan suhu dan jenis pelarut yang berbeda yaitu pelarut metanol dan etanol dengan suhu maserasi 30 °C, 60 °C dan 75 °C. Percobaan dilakukan pengulangan sebnayak tiga kali. Penggunaan jenis pelarut dan suhu yang berbeda diharapkan mampu meningkatkan jumlah ekstrak senyawa flavonoid dalam daun tembakau Kasturi inferior. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pertama yaitu ekstraksi senyawa aktif dari daun inferior Kasturi, analisis total polifenol, analisis senyawa aktif dan uji aktivitas antibakteri. Data total polifenol yang diperoleh diuji statistik analisis keragaman (ANOVA), apabila ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat signifikan α ≤ 5 % untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan. Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 24. Data antibakteri dianalisis menggunakan Microsoft excel 2013. Data yang telah didapatkan diinterpretasikan sesuai hasil yang diperoleh dan dibandingkan dengan literatur yang ada.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]