Analisis Perencanaan Jaringan Lte-Advanced Carrier Aggregation DI Daerah Urban
Abstract
Teknologi 3GPP Long Term Evolution atau biasa di singkat dengan LTE di
Indonesia masih belum optimal dalam pengalokasian spektrum frekuensi yang
digunakan pada teknologi LTE tersebut. Pada saat dikenalkannya teknologi 4G di
Indonesia memiliki nilai sebesar 90% dari total populasi penduduk Indonesia.
Dengan menggunakan metode carrier aggregation tersebut maka di butuhkan juga
dalam penambahan perangkat antenna MIMO (Multiple Input Multiple Output)
sangatlah penting, guna mengatasi pergerakan data yang cepat.
Pada tugas akhir ini akan membahas tentang perencanaan LTE- Advanced
dengan wilayah yang digunakan untuk penelitian tersebut yaitu daerah urban.
Pertukaran informasi yang sangat cepat dan padat maka dari itu diperlukan
perancangan jaringan LTE-Advanced secara tepat dalam menggunakan metode
inter band non-contiguous carrier aggregation dan skenario carrier aggregation
deployment scenario 3 (CADS3) dengan pendekatan planning by capacity dan
planning by coverage pada frekuensi Primary cell 1800 MHz mode FDD dengan
bandwidth 22,5 MHz dan frekuensi Secondary Cell 900 MHz mode FDD dengan
bandwidth 7,5 MHz di daerah urban, adapun beberapa parameter yang akan
digunakan Reference Signal Received Power (RSRP), Carrier Interference to
Noise Ratio (CINR), Block Error Rate (BLER) dan Throughput. Dengan beberapa
analisis dari parameter penambahan perangkat antenna MIMO (Multiple Input
Multiple Output) tersebut dapat mengoptimalkan penggunaan spektrum frekuensi
pada operator seluler untuk perencanaan LTE-Advanced.
Tujuan dari penelitian ini pertama dapat merencanakan jaringan teknologi
LTE-Advanced di daerah urban dengan metode Carrier Aggregation, kedua
menganalisis kinerja perencanaan yang meliputi parameter: jumlah site yang
dibutuhkan, Reference Signal Received Power (RSRP), Carrier Interference to
Noise Ratio (CINR), Block Error Rate (BLER) dan Throughput dari masing masing skenario plotting site, ketiga menghitung jumlah cell dan site yang
dibutuhkan seoptimal mungkin pada skenario carrier aggregation deployment
scenario 3 (CADS3), di daerah urban dan keempat dapat mengetahui dari pengaruh
penggunaan antenna MIMO (Multiple Input Multiple Output) pada perencanaan
LTE – Advanced di daerah urban.
Hasil penelitian menunjukan Perencanaan LTE-Advanced di wilayah urban
dengan metode carrier aggregation menyediakan kapasitas sel arah downlink
dengan skema antena MIMO 2X2 CADS3 sebesar 107,99 Mbps, skema antena
MIMO 4X4 CADS3 sebesar 215,99 Mbps, skema antena MIMO 8X8 CADS3
sebesar 431,99 Mbps, skema antena MIMO 2X2 CADS3 Soft frequency reuse
(SFR) sebesar 144,71 Mbps, skema antena MIMO 4X4 CADS3 Soft frequency
reuse (SFR) sebesar 289,43 Mbps dan untuk skema antena MIMO 8X8 CADS3
Soft frequency reuse (SFR) sebesar 578,87 Mbps.
Untuk Perencanaan di wilayah urban skema yang sangat tepat untuk
diterapkan didaerah tersebut adalah skema antena MIMO 2X2 CADS3 dikarenakan
dari segi nilai CINR rata - rata yaitu sebesar 6,31 dB serta nilai throughput adalah
nilai yang paling baik diantara skema yang lain yaitu sebesar 33,08 Mbps dan
mampu mencakup seluruh luas wilayah urban yaitu seluas 47,57 Km