Determinan Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Primer Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Abstract
Financial distress merupakan suatu kondisi ketika perusahaan tidak
mampu untuk mengelola dan menjaga kestabilan kinerja keuangan yang bermula
dari kegagalan perusahaan dalam memasarkan produk yang dibuat, sehingga
berakibat pada menurunnya tingkat profitabilitas. Financial distress terjadi
sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Kondisi financial distress dapat
ditinjau dari dua faktor, yaitu faktor mikro perusahaan yang terlihat dari laporan
keuangan yang dimiki dimana mencerminkan segala aktivitas yang dilakukan
perusahaan selama periode tertentu dan faktor makro yang merupakan suatu
contoh resiko sistematis yang dapat memengaruhi sejumlah besar asset
perusahaan. Analisis financial distress dapat digunakan untuk mendeteksi
terjadinya kondisi kesulitan keuangan sejak awal pada perusahaan sektor primer
agar perusahaan terhindar dari resiko kebangkrutan.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis kemampuan
variabel nilai tukar, suku bunga, current ratio, return on asset, total asset
turnover,debt to asset ratio dan sales growth dalam memprediksi kondisi
financial distress perusahaan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dan merupakan penelitian eksplanatori dengan menggunakan model analisis
regresi logistik sebagai alat analisisnya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan sektor primer, yang terdiri atas perusahaan sektor pertanian
dan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses
pemilihan anggota sampel menggunakan teknik purposive sampling, sehingga
diperoleh 39 perusahaan sektor primer sebagai anggota sampel. Dengan
menggunakan indikator financial distress selama dua tahun, sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni 18 perusahaan yang mengalami
kondisi financial distress dan 21 perusahaan yang tidak megalami kondisi
financial distress.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset memiliki
pengaruh negatif dan signifikan, serta debt to asset ratio memiliki pengaruh
positif dan signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress, sedangkan
nilai tukar dan suku bunga, total asset turnover memiliki pengaruh negatif dan
tidak signifikan, serta current ratio dan sales growth memiliki pengaruh positif
dan tidak signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress